Bubur Asyura dan Ajaran Saling Berbagi dengan Sesama

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 29 September 2017
 Bubur Asyura dan Ajaran Saling Berbagi dengan Sesama
Seorang perempuan membagikan bubur Asyura kepada warga di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan peninggalan Sunan Kudus yang dilaksanakan setiap menjelang 10 Muharam. (Antara/Yusuf Nu

Menyambut tanggal 10 Muharam yang jatuh pada Sabtu, 30 September 2017 besok masyarakat di Kudus, Jawa Tengah memasak bubur Asyura. Tradisi ini merupakan peninggalan salah satu Wali Songo, yakni Sunan Kudus.

Warga Desa Kauman, khususnya perempuan, di Kudus, Jawa Tengah memasak bubur berwarna kuning itu bersama-sama di kawasan Menara Kudus kemudian membagi-bagikan ribuan bubur yang diletakkan di alas daun pisang itu kepada warga sekitar. Selain itu, juga ke warga di desa tetangga seperti Desa Damaran, Desa Kerjasan, Desa Langgar Dalem.

Tradisi memasak dan membagikan bubur Asyura merupakan tradisi peninggalan Sunan Kudus yang masih dijaga masyarakat Desa Kauman sampai sekarang.

Bubur Asyura menandai dilaksanakannya Buka Luwur Makam Kanjeng Sunan Kudus, pada 10 Muharam. Bubur Asyura menggunakan delapan bahan pangan, semisal beras, jagung, kedelai, ketela, kacang tolo, pisang, kacang hijau dan kacang tanah.

Bubur Asyura dibuat pada setiap bulan Syura atau bulan Muharam. Tujuannya, untuk mengajarkan sikap saling berbagi kepada sesama. (*)

#Bubur Asyura #Luwur Sunan Kudus
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan