BPS: Kondisi Ketenagakerjaan Belum Pulih


Pekerja Perempuan. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia sudah alami penurunan. Hal ini, seiring dengan adanya pelonggaran kegiatan masyarakat.
Dari data BPS, jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta orang dibandingkan Februari 2021.
Baca Juga:
Lihat Pola Konsumsi Teranyar, BPS Lakukan Survei Biaya Hidup di 2022
Dari jumlah tersebut, sebanyak 135,61 juta orang adalah penduduk yang bekerja atau naik 4,55 juta orang, sedangkan 8,40 juta orang menganggur atau turun 0,35 juta orang dibandingkan Februari 2021. Tetapi, pada Februari 2020 lalu, Tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,94 persen atau setara dengan 6,93 juta orang.
"Kondisi ketenagakerjaan sampai Februari 2022 ini, kalau dilihat dari levelnya bisa dikatakan belum sepenuhnya pulih dari kondisi sebelum krisis COVID-19," kata Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta, Senin (9/5).
Tercatat, tingkat pengangguran yang tertinggi adalah lulusan SMK sebesar 10,38 persen, diikuti lulusan SMA 8,35 persen, lulusan DIV/S1/S2/S3 6,17 persen, lulusan DI/II/III 6,09 persen, SMP 5,61 persen, lulusan SD ke bawah 3,09 persen. Sedangkan untuk presentasi pekerja formal sebesar 40,03 persen dan informal 59,97 persen.

Bila dilihat dari jam kerja, sebagian besar penduduk bekerja yaitu sekitar 88,42 juta orang atau 65,02 persen merupakan pekerja penuh dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu.
Untuk penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal atau kurang dari 35 jam per minggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain sebesar 7,86 persen. Sementara penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal namun tidak bersedia menerima pekerjaan lain sebesar 26,94 persen.
BPS mencatat, terdapat 11,53 juta orang (5,53 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,96 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,55 juta orang), sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (9,44 juta orang).
Margo memaparkan, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen poin). Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Jasa Lainnya (0,51 persen poin). (Asp)
Baca Juga:
BPS Catat Mobilitas di Tempat Kerja Belum Normal
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Indonesia Butuh 3 Juta Lowongan Kerja Per Tahun, Pengusaha Minta Deregulasi Sektor Ketenagakerjaan

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Tingkat Pengangguran di Jakarta Turun, Gubernur Pramono: Sekarang 6,18 Persen

Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Komisi IX DPR: Skema Magang Solusi Strategis Pangkas Pengangguran

Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit

Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia

Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
