MerahPutih.com - Angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) Kota Bandung untuk pasien COVID-19 turun hingga 64,13 persen sejak Kamis (29/7). Oded berharap, penurunan BOR diikuti dengan turunnya jumlah kasus COVID-19.
"Penurunan BOR di Kota Bandung ini menjadi tanda yang baik. Semoga ke depan akan terus menurun dan kasus COVID-19 di Kota Bandung dapat terkendali," ujar Wali Kota Bandung Oded M Danial, Jumat (30/7).
Perlu diketahui, keterisian di Kota Bandung saat ini yaitu dari sebanyak 2.000 tempat tidur, untuk pasien konfirmasi dan suspek terisi 1.475 tempat tidur.
Baca Juga:
COVID-19 Meningkat, PMI Kota Yogyakarta Tambah Mesin Plasma Konvalesen
Jumlah itu berarti 64,13 persen dari tempat tidur yang ada. Keterisian berkurang 61 tempat tidur dari hari sebelumnya. Di samping itu, terdapat penambahan RS yang melayani COVID-19 Yaitu RS Melinda 1.
BOR juga menurun untuk tempat isolasi kasus konfirmasi tanpa gejala di tiga hotel. Pada 29 Juli 2021, tercatat jumlah keterisian sebanyak 62 kamar dari 135 kamar yang tersedia atau sebesar 45,9 persen.
Oded berharap, status zona merah Kota Bandung bisa segera turun ke level yang lebih baik. Sebagai catatan, total konfirmasi COVID-19 di Kota Bandung pada 29 Juli tercatat sebanyak 36.497 orang. Konfirmasi sembuh sebanyak 26.323 orang, konfirmasi meninggal sebanyak 1.236 orang, dan konfirmasi aktif sebanyak 8.938 orang atau 24,49 persen.
Selain itu, Oded mengungkapkan, ketersediaan oksigen di Kota Bandung pun relatif aman.
"Ketersediaan oksigen di Kota Bandung sudah stabil. Hal ini berkat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat," ucapnya.
Kebutuhan oksigen di 29 rumah sakit rujukan COVID-19 Kota Bandung, per Jumat, 30 Juli 2021, pukul 11.30 WIB sebanyak 36.280,8 meter kubik. Sedangkan jumlah oksigen medis yang tersedia sebanyak 55.573,24 meter kubik. Estimasi habis selama 1,53 hari atau 36,72 jam.
Hal itu karena pada tiga hari terakhir tren kebutuhan oksigen menurun. Di sisi lain, ketersediaan oksigen meningkat, seiring menurunnya BOR.

Sementara pasokan likuid ke filling station yang ada di kota Bandung menurut Oded sudah normal seperti satu bulan yang lalu.
Pemkot Bandung juga mendapat bantuan dari Pemrov Jabar berupa 165 tabung oksigen beserta isinya dengan berbagai ukuran yaitu 1 meter kubik, 6 meter kubik dan 10 meter kubik, serta 4 set oksigen concentrator, yang dibagi ke dalam 6 tahap pendistribusian.
Oded mengatakan, Pemprov Jabar telah memberikan kuota sebanyak 606 setara tabung ukuran 6 meter kubik pada pekan ini kepada Pemkot Bandung. Bantuan itu disebar ke rumah sakit rujukan COVID-19. Sehingga rumah sakit dapat mengisi langsung tabungnya di filling station yang ditunjuk sesuai dengan kuotanya. Bantuan ini rencananya akan terus berlanjut.
Baca Juga:
COVID-19 Indonesia Bertambah 73.284 Kasus, Jateng dan Jatim Penyumbang Terbanyak
Oded pun menyampaikan apreasiasi kepada aparat kewilayahan yang menerapkan aturan PPKM Darurat dengan baik sehingga BOR dapat menurun.
"Terima kasih untuk aparat kewilayahan, jajaran ASN yang telah menerapkan aturan PPKM Darurat. Jangan lelah, teruslah bersemangat untuk tetap melindungi masyarakat, dengan sosialisasi yang humanis," tuturnya.
Di samping memantau perkembangan kasus COVID-19, Oded juga terus berkoordinasi dengan sejumlah elemen dari Pendopo Kota Bandung.
"Sejauh ini, Mang Oded masih bertugas dari Pendopo. Koordinasi berjalan terus baik proses administrasi, rapat virtual maupun menerima tamu melalui telepon," ucapnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga: