Body Positivity Bikin Clara Tan Enggak Lagi Insecure Terhadap Bentuk Tubuhnya

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Sabtu, 28 Agustus 2021
Body Positivity Bikin Clara Tan Enggak Lagi Insecure Terhadap Bentuk Tubuhnya
Clara Tan, mantan model yang menerapkan body positivity. (Instagram: @clarastutantio)

PESERTA Asia’s Next Top Model season 5 dari Indonesia, Clara Sutantio atau lebih dikenal dengan Clara Tan telah menerapkan body positivity dalam kehidupannya. Ia menemukan kebebasan baru untuk mencintai dirinya secara radikal.

Clara berani melangkah lebih jauh untuk terlepas dari anggapan umum tentang tubuh di dunia model, seperti harus kurus ideal sehingga banyak kasus peragawati di banyak tempat melakukan diet ketat sampai paling parah berefek anoreksia.

Baca juga:

Bantu UMKM Bangkit Lewat Kolaborasi Side.id

Demi menggapai cita menjadi model, Clara sudah melakukan diet sejak usia 18 tahun lantaran kala itu anggapan bisa berlenggok di catwalk hanya bisa dilakukan orang bertubuh langsing ideal. Ia akhirnya berhasil mencapai bobot tubuh ideal bagi seorang model, meski haru menjaga makanan dengan ketat.

“Siksaan banget karena harus makan-makanan biasa dan olahraga tiap harinya. Inget banget dulu nangis-nangis, karena harus diet ketat, tapi enggak punya pilihan karena udah peraturan dari bidang pekerjaan.” ucap Clara Tan dalam wawancaranya dengan Vogue.

clara tan
Diet ketat merupakan siksaan bagi Clara Tan. (Instagram: @clarastutantio)

Setelah terlepas dari dunia peragaan busana, Clara sadar tentang arti ketidaksempurnaan. Baginya, setiap kekurangan orang merupakan keunikan sehingga cantik tak melulu diukur berdasarkan selera industri hiburan.

Clara akhirnya melepas diet ketat, dan mulai menikmati makanan kegemarannya. Tubuhnya kemudian mulai berubah, tak lagi langsing, sehingga teman-temannya semula mulai khawatir. Mereka takut Clara tak bisa mendapatkan pekerjaan sebagai model.

Namun, Clara berteguh memiliki lebih dari sekadar penampilan saja untuk bisa ditawarkan. Saat itulah ia mulai memutuskan untuk lebih senang menjadi dirinya sendiri.

Baca juga:

Mengais Rejeki Lewat Kostum Jagoan

“Aku harus muntahin makanan yang dimakan cuma buat pertahanin berat badan ideal, dan pola makan enggak seimbang. Kan enggak bisa menutupi asupan nutrisi harian,’’ kata Clara. Menurutnya itu sikap atau pola pikir tidak sehat untuk diet. Seolah-olah jika berat badan bertambah itu akhir dunia.

Media sosial, lanjut Clara, juga berpengaruh dalam pembentukan pola pikir tentang citra tubuh palsu, karena faktanya banyak selebriti dan influencer mengedit fotonya untuk menunjukkan standar tubuh ideal di unggahannya. Maka tak heran, jika banyak orang insecure dengan dirinya sendiri.

clara tan
Clara Tan menuliskan tentang penerimaan tubuhnya di akun instagramnya. (Instagram: @clarastutantio)

“Banyak influencer media sosial juga manfaatkan media sosial untuk membuat mereka terlihat kayak sedang menjalani mimpi. Jadi gampang juga terjebak dalam gelembung di mana kita terus membandingkan diri sendiri dengan standar 'ideal' ditetapkan oleh influencer.” jelas Clara.

Clara mengaku mendukung body postivity sebagai wujud penerimaan diri apa adanya. Dilansir dari Hellosehat, body postivity menandakan semua orang memiliki hak untuk citra tubuh positif. Bahkan, meski masyarakat memiliki standar jauh berbeda mengenai tubuh dan penampilan. Artinya semua orang boleh-boleh saja memiliki penerimaan terhadap tubuhnya walau orang lain memandang tubuhnya tak sempurna.

Baca juga:

Anjing Kesayanganku Jagoan Hidupku

Selain itu, maksud body positivity itu dapat diartikan sebagai tanda seseorang dapat menerima tubuhnya meski terjadi adanya perubahan bentuk, ukuran, hingga kemampuan secara fisik dalam melakukan sesuatu. Sehingga orang tersebut tak akan menilai diri sendiri berdasarkan penampilan diri saja berdasarkan asusmi umum.

Body positivity diharapkan dapat membuat khalayak berhenti membuat standar tak masuk akal mengenai tubuh. Nike, salah satu perempuan pernah mengikuti webinar dengan Clara Tan menjadi pembicara mengenai body positivity, merasa penting menerpakan body positivity bagi kehidupannya.

clara tan
Saat Nike berkaca di cermin, ia mengaku dirinya senang. (Unsplash: Caroline Veronez)

“Pengaruh body positivity ke hidup gue itu sebenernya lebih ke gimana kita merasakan menjalani hari-hari. Kayak lu menerima badan lu apa adanya pasti berasa beda menjalani hari-hari.” jelas Nike.

Sejak menerapkan pola pikir body positivity di kehidupannya, Nike merasa jauh lebih senang melakukan segalan sesuatu. Stress atau beban pikiran pun terasa terkurangi, dalam artian tidak memikirkan bentuk tubuhnya kurang sempurna.

“Gue masih merasa seneng-seneng aja meskipun naik. Walaupun sedikit hate hate gitu, tapi fase hate itu kayak cuman bentar. Terus enggak lama balik normal lagi gitu.” jelas Nike.

Saat mengaca di cermin, ia mengaku senang dengan tubuhnya walau orang lain menganggap dirinya kembali menggendut. Ia tak peduli jika orang lain mau mencibirnya. “Yang bakal stay sama diri lu sendiri, ya diri lu sendiri”. (Mic)

Baca juga:

Menyemai Kebaikan Mengajak Orang Terdekat Membantu Masyarakat Terdampak Pandemi

#Agustus Jagoan Negeri Aing #Fashion #Asia Next Top Model
Bagikan
Bagikan