MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah fokus mencegah tubuh instansi pemerintah dari masuknya bahaya radikal intoleran dan radikal terorisme. Terutama di lingkungan perusahaan BUMN, di antaranya PT PLN (Persero)
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menjelaskan, PLN dengan aset lebih dari Rp1.600 triliun.
"Ini merupakan aset yang perlu kita jaga bersama, baik itu aset fisik maupun human capital-nya, sehingga hal-hal yang terkait radikalisme dan terorisme tidak membahayakan bagi kelistrikan di Indonesia," ujar Zulkifli Zaini dalam keterangannya, Senin (16/11).
Baca Juga:
Perjanjian kerja sama yang memuat tentang pencegahan terorisme di lingkungan PT PLN (Persero) dengan nomor BNPT HK.02.00/24/2020.
Tujuannya untuk meningkatkan peran para pihak sesuai dengan fungsi masing-masing dalam mencegah tindak pidana terorisme serta menciptakan lingkungan kerja PT PLN (Persero) yang bebas dari paham radikal terorisme.
Hal ini tidak lain sebagai komitmen untuk bersinergi antar institusi pemerintah untuk mencegah penyebarluasan paham radikal intoleran dan terorisme.
Terlebih perjanjian ini merupakan tindak lanjut yang konkret dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh BNPT dengan Kementerian BUMN tentang sinergitas pencegahan terorisme di lingkungan Kementerian BUMN pada tanggal 11 Oktober 2019 yang lalu.

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar berharap, kerja sama ini menjadi solusi menyelamatkan seluruh institusi negara dari ancaman dan bahaya terorisme.
Termasuk di antaranya adalah penyebarluasan paham radikal intoleran.
"Penting untuk PLN bisa bekerja dengan baik dan maksimal di dalam mengisi pembangunan negara kita, oleh karenanya apa yang kita lakukan dapat berdampak positif bagi Indonesia sejahtera dan damai,” ujar Boy.
Baca Juga:
Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Kepala BNPT Datangi Ulama Hingga Pesantren
Ia menyebut, jangan sampai unsur-unsur kejahatan terorisme ini yang menyebarluaskan paham radikal intoleran mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkan sarana prasarana atau segala sumber daya yang ada di lingkungan PLN untuk melakukan kejahatan terorisme.
Boy menyebut sinergi ini merupakan langkah antisipasi virus radikalisme intoleran dan terorisme yang dapat membahayakan keamanan.
“Kita harus berjalan bersama menyelamatkan bangsa virus radikal intoleransi, vaksin dalam melemahkan virus radikal intoleran ini adalah pendekatan kesejahteraan yang sifatnya pembangunan fisik dan non-fisik,” ungkap Boy Rafli. (Knu)
Baca Juga:
Lakukan 'Preventive Strike' Tiga Hari Berturut-turut, Densus 88 Tangkap Sejumlah Terduga Teroris