BNPT: Pernah Deradikalisasi 18 Eks ISIS Saja Perlu Tiga Tahun

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 07 Februari 2020
BNPT: Pernah Deradikalisasi 18 Eks ISIS Saja Perlu Tiga Tahun
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, di Jakarta, Senin. ANTARA/BNPT

MerahPutih.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius memastikan rencana pemulangan 600 eks anggota ISIS ke Indonesia perlu kajian mendalam. Menurut Suhardi, pembahasan ini melibatkan lembaga lintas sektoral.

“Bagaimana pandangan dari Menkumham, bagaimana status kewarganegaraan mereka, terus bagaimana status anak dan istrinya, terus juga dari Kementerian Luar Negeri,” ujar Suhardi kepada wartawan di Gedung BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/).

Baca Juga:

Ada 600 WNI Eks ISIS, BNPT: Berawal dari Informasi Intelijen

Suhardi beranggapan, hal ini memerlukan pembahasan yang panjang serta matang untuk mengambil suatu keputusan yang berisiko.

“Ini enggak gampang, di dalam negeri saja bagaimana bisa kondusif paham-paham ini sudah luar biasa. Apalagi mendapatkan tantangan baru,” ujar dia.

Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius MH saat memberikan kuliah umum di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu. (5/2/2020) (Humas)
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius MH saat memberikan kuliah umum di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu. (5/2/2020) (Humas)

Sebagai contoh, Suhardi melanjutkan, BNPT pada 2017 silam pernah mengembalikan WNI yang terindikasi akan bergabung dengan ISIS ke tanah air.

“Sudah ada 18 bulan di Suriah kalau gak salah di daerah Raqqah. Langsung yang laki-laki proses hukum, yang lainnya menjalani proses deradikalisasi,” ungkap dia.

Untuk membina 18 orang saja, kata Kepala BNPT, pihaknya memerlukan waktu selama tiga tahun apalagi jika sampai 600 orang.

Baca Juga:

WNI Eks Kombatan ISIS Berpotensi Bikin Teror, DPR: Apa BNPT Mau Tanggung Jawab?

Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan akan membentuk tim gabungan bila wacana pemulangan WNI mantan anggota ISIS benar dilakukan.

Sementara, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, negara harus hadir untuk menjadi ayah bagi WNI di mana pun yang mendapat kesulitan, termasuk WNI eks kombatan ISIS.

Mardani menyebut, nantinya program deradikalisasi tidak hanya bersifat responsif-insidentil kepada para eks teroris, namun perlu juga menitikberatkan pada pencegahan, di antaranya upaya-upaya intelijen yang proaktif, kebijakan kontra-radikalisasi selain deradikalisasi, peran serta dari masyarakat, dan pendekatan-pendekatan kebijakan yang lunak. (Knu)

Baca Juga:

Ade Armando Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Anak-Anak WNI Eks ISIS

#ISIS #BNPT
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan