MerahPutih.com - Wilayah Jabodetabek diprediksi akan diguyur hujan lebat hingga ekstrem akibat fenomena siklon tropis.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, seluruh wilayah DKI Jakarta hingga Bodetabek siaga banjir.
Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, wilayah yang terdampak tidak hanya DKI Jakarta. "Tetapi serempak ini Banten siaga banjir, DKI Jakarta siaga banjir, Jawa Barat siaga banjir dan banjir bandang, Jawa Tengah siaga banjir dan banjir bandang," kata Dwikorita kepada wartawan yang disiarkan secara langsung di YouTube BMKG, Rabu (24/2).
Baca Juga:
BMKG Keluarkan Peringatan Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan
Dwikorita mengatakan, hujan esktrem ini diprediksi terjadi Rabu (24/2) malam hari dan akan berlangsung hingga Kamis (25/2) besok.
Dia pun mengingatkan masyarakat di seluruh DKI Jakarta dan Bodetabek untuk waspada terjadinya banjir.
Khususnya untuk DKI yang perlu diwaspadai hampir merata yaitu Jakarta Utara siaga banjir, Jakarta Pusat siaga, Jakarta Barat siaga, Jakarta Timur siaga, dan Jakarta Selatan siaga.
"Lalu Bogor siaga, Kota Depok siaga, Kota Tangerang siaga, Kota Tangsel siaga, Kota Bekasi juga siaga," ucapnya.
Dwikorita mengungkap, fenomena siklon tropis yang bisa berdampak pada hujan lebat hingga ekstrem juga diprediksi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

BMKG meminta masyarakat di Banten, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat waspada terkait potensi hujan ekstrem yang terjadi mulai malam ini hingga besok.
"Siklon tropis itu yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak secara tidak langsung mengakibatkan intensitas hujan lebat hingga ekstrem, ekstrem di sini lebih dari 150 mm/jam," kata Dwikorita.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, bibit siklon tersebut saat ini berada pada koordinat 13,7 lintang selatan dan 116,3 bujur timur dan bergerak menuju barat daya menjauhi Pulau Jawa dan Sumatera, meskipun pergerakannya cukup membawa dampak.
"Tahapan bibit siklon biasanya berlangsung selama tujuh hari. Bibit siklon tersebut akan memasuki tahap matang pada Jumat (26/2) dan posisinya semakin menjauh. Tahap pelemahan diperkirakan terjadi pada awal Maret," ujar dia.
Baca Juga:
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan, ketika siklon tropis tumbuh di sebelah selatan, biasanya dampak tidak langsungnya justru terjadi ketika masih menjadi bibit siklon, yaitu pada saat sekarang ini.
Ketika masih menjadi bibit, dampaknya justru terasa di Indonesia.
"Ketika sudah menjadi siklon, sudah menjauh dari wilayah Indonesia. Gerakannya cenderung ke barat, barat daya dan selatan hingga ke Australia bagian barat," kata dia. (Knu)
Baca Juga: