MerahPutih.com - Masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia mengaku mengalami cuaca yang panas ekstrem. Bahkan parahnya, cuaca panas terasa hingga malam hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, cuaca panas yang terjadi beberapa hari belakangan ini bukan berasal dari gelombang panas.
BMKG ungkapkan, suhu udara panas dalam sepekan terakhir ini disebabkan oleh posisi semu matahari yang berada di wilayah utara ekuator.
Baca Juga:
BMKG: Sebagian Jakarta Diperkirakan Hujan dari Pagi Hingga Sore
Penyebab kedua cuaca panas akhir-akhir ini adalah kondisi menjelang musim kemarau.
BMKG pun memprediksi cuaca panas akan terus terjadi hingga pertengahan Mei 2022.
"Mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang," tulis BMKG di akun Instagram resminya, Jumat (13/5).
Baca Juga:
BMKG Bakal Mudahkan Warga Lihat Hilal Lewat Situs Daring
Suhu maksimum selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36,1 derajat celsius. Lalu, suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat celsius hanya terjadi di wilayah Tangerang, Banten dan Kalimarau, Kalimantan Utara
Prakirawan Cuaca Subkordinator Prediksi Cuaca BMKG Maria Klaudiana menuturkan, peningkatan suhu yang terjadi tidak mencirikan adanya gelombang panas atau heat wave.
Sedangkan penyebab cuaca panas di malam hari adalah udara jenuh dengan uap air, sehingga tubuh sulit mengeluarkan uap air dari dalam. (Asp)
Baca Juga:
BMKG Prediksi Hujan Disertai Kilat Terjadi di Sebagian Jabodetabek