PASCA putus dengan pacar, bawaannya pasti mau hapus foto-foto mantan di gawai atau block si doi di media sosial. Ada yang bilang sikap seperti itu kekanak-kanakan, ada yang bilang juga sebagai biar kamu bisa healing memori. Semua itu bergantung pada mindset dan pengalaman masing-masing.
Di era media sosial ini, putus dari mantan tampaknya tidak mudah. Setelah hubungan kandas di tengah jalan, kamu mungkin memiliki arsip kenangan bersama di Facebook, Instagram, Twitter, atau media sosial lainnya. Jika tidak unfollow atau block mantan, rasanya ingin melihat kegiatan yang mereka lakukan melalui fitur story atau feeds.
Cara ini sebenarnya kurang tepat buat psikismu. Itulah sebabnya Amy Chan, kolumnis nasihat hubungan selama lebih dari satu dekade serta penulis buku Breakup Bootcamp: The Science of Rewiring Your Heart, berpendapat bahwa tidak mengikuti mantan di media sosial adalah ide bagus.
Chan juga pernah merasa kecewa setelah hubungan delapan tahunnya tiba-tiba berakhir karena sang kekasih selingkuh. Ia akhirnya menemukan jati dirinya dan menulis buku tersebut yang menawarkan saran berdasarkan pengalamannya dan penelitian studi tentang hubungan.
Baca juga:

Chan mengatakan bahwa ia 100 persen mendukung penghapusan jejak mantan dari media sosial setelah putus karena itu membantu otak pulih. Ia juga menyarankan untuk memberi tahu mantan terlebih dahulu terkait rencanamu agar tidak ada prasangka buruk.
“Itu bukan karena mereka orang jahat. Detoksifikasi dari mantan tidak berarti kamu membenci orang itu atau berakhir dengan hubungan yang buruk. Itu juga tidak berarti kamu tidak bisa berteman lagi di masa depan,” kata Chan kepada Insider.
“Tetapi memang butuh periode waktu untuk pikiran, tubuh, hati, dan jiwamu untuk transisi dari hubungan yang intim atau romantis ke hubungan lain,” lanjutnya.
Tanpa disadari, tidak mengikutinya lagi di media sosial adalah cara terbaik untuk melatih otak untuk maju. Saat kamu menjalin hubungan dengan teman, kekasih, atau orang lain, otak akan membentuk jalur saraf terkait dengan kenangan yang kamu miliki. Ketika mereka tidak lagi hadir karena putus, otak akan menciptakan respons perpisahan yang menimbulkan sakit hati dan kesedihan.
Baca juga:

Chan pernah melakukan studi penelitian, berbicara dengan psikolog, dan menganalisis hasil dari ratusan peserta bootcamp-nya. Aktivitas ini akhirnya menyimpulkan gambar, video, dan pengingat lainnya yang mengakibatkan sulit untuk 'memangkas' jalur saraf tersebut.
Kalau kamu takut akan reaksi mantan, Chan menyarankan untuk memberi tahu mereka.
“Hei, ini bukan karena saya tidak peduli padamu atau saya punya perasaan buruk, tapi saya butuh waktu ini untuk menyembuhkan, menjaga diriku sendiri, dan fokus pada perawatan diriku. Karena 60 hari ke depan, saya akan menghapusmu dari media sosial dan tidak memiliki kontak apapun. Harap hormati keinginan saya,” tutup Chan. (and)
Baca juga: