HELAI demi helai kain yang dibuat dengan penuh perasaan dan pengabdian oleh BinHouse, menjadi show pembuka Jakarta Fashion Week (JFW) 2023 di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan (27/10). Setiap helaian kain yang dikenakan oleh para model seperti berbicara dan menyala.
Sosok Josephine Werratie Komara atau yang dikenal sebagai Obin, memulai hobinya untuk mengerjakan dan menumpahkan setiap kreasinya sebagai desainer sejak 1979. Kemudian pada 1986, BinHouse resmi dibuka.
Kreasi yang dibuat oleh Obin dikerjakan dengan penuh kontemplasi dan teknik-teknik keterampilan kriya yang tinggi. BinHouse menggunakan ikat tenunan tangan hingga tenunan yang menggunakan berbagai jenis serat, mulai dari sutera hingga katun, dari yang tebal hingga yang sangat halus.
Baca juga:

Musim 2023 merupakan kali ke-10 BinHouse menampilkan koleksi terbaiknya di JFW. “Selama dua tahun pandemi, kita mengalami perubahan yang begitu besar. Yang pasti kita berencana untuk masuk ke dunia digital. Didorong melakukannya lebih cepat, lebih progresif,” ujar Erlangga Sjah Komara selaku Direktur Pemasaran BinHouse pada konferensi pers di JFW 2023.
BinHouse terus berpikir dan berkreasi agar bisa mengikuti perkembangan yang ada meskipun berada di situasi saat ini. “Dengan orang tidak bisa jalan-jalan dan berpergian, toko fisik menjadi berubah visinya. Kita mempekerjakan manusia, dengan seniman, tidak dengan mesin. Di situ membutuhkan satu komunikasi, melihat kebutuhan mereka apa. Bisa bersama-sama melewati masa pandemi ini. Sangat semangat untuk bisa terus berkarya,” tambah Erlangga.
Baca juga:
Usung Tema Alam, Bluesville dan Hijack Sandals Menangi Awards JFW 2023

Pada koleksi kali ini, BinHouse mengangkat tema 'Lambaian Kain' dengan menampilkan desain busana yang mengikuti struktur bahan. Terdapat 62 looks yang ditampilkan pada runway JFW 2023. Uniknya, terdapat beberapa model yang melakukan runway mengenakan alas kaki sneakers yang dipadukan dengan busana dari BinHouse.
Hal tersebut membuktikan bahwa saat ini pakaian yang terlihat luxe, tetap bisa digunakan dan dipadukan dengan alas kaki atau aksesori apa saja. Teknik yang digunakan oleh BinHouse tentunya masih budaya yang dulu namun dengan desain yang kontemporer. Termasuk tenun lurik yang kembali dihidupkan.
“Berbicara mengenai anak muda, BinHouse menunjukkan sebelum dan sesudah pandemi, demografi orang yang tertarik dengan Binhouse itu lumayan muda,” ujar Erlangga.
Saat ini banyak anak muda yang mulai melirik, menggunakan, dan melestarikan busana tradisional. Tentunya dengan melakukan mix and match sesuai dengan gaya dan karakternya.
Kebanyakan anak muda lebih memilih barang yang luxe namun tetap bisa dipakai kemana-mana. Hal ini didorong oleh kesadaran anak muda lebih sadar akan fast fashion dan mencoba untuk menguranginya sedikit demi sedikit. (*)
Baca juga:
Nagita Slavina Usung Tema 'PARADISO' untuk Koleksi Pertamanya di JFW 2023