BIN Enggan Tangkapi Penyebar Hoaks, Ini Alasannya

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 15 Maret 2018
BIN Enggan Tangkapi Penyebar Hoaks, Ini Alasannya
Ilustrasi. (Foto: Ist)

Merahputih.com - Penyebaran informasi bohong atau berita hoaks di jejaring media sosial akan terus meningkat di tahun politik ini, bahkan diprediksi meningkat tajam menjelang Pilprea 2019.

"Pastinya lebih tinggi, terlebih saat ini memasuki tahun politik," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto di Jakarta, Rabu (14/3).

Menurut dia, berita-berita hoaks di media sosial akan semakin gencar untuk penggiringan opini, membuat berita positif bagi kandidatnya dan untuk "black campaign" bagi lawan politiknya.

"Patroli siber akan terus digalakkan. Mudah sekali untuk mengetahui penggugah pertama karena saat ini teknologinya sudah canggih," katanya dilansir Antara.

Oleh karena itu, kata Wawan, pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat.

"Kita tidak ingin sedikit-sedikit ditangkap karena penjara akan penuh. Kita ingin ada sikap mendidik, saling menasihati dan saling mengingatkan bahwa apa yang dilakukan tidak benar," katanya.

Menurut dia, berita hoaks di jejaring media sosial jumlahnya sudah cukup banyak. Bahkan, informasi hoaks sudah mencakup 60 persen dari konten media sosial di Indonesia.

Wawan menuturkan bahwa Indonesia ini menjadi negara yang rentan dengan hoaks mengingat pengakses internet Indonesia sudah mencapai lebih dari 50 persen dari jumlah penduduk.

"Generasi milenial paling rentan bahaya hoaks,"ujarnya.

Apabila para pengguna internet tidak waspada dengan hantu hoaks di jejaring media sosial maka akan terpengaruh menyebarkan berita hoaks kepada koleganya, sehingga memunculkan efek bola salju yang menggelinding makin besar.

Oleh karena itu, media mainstream mempunyai peran penting dalam menghadapi dan memerangi bahaya berita-berita palsu yang berseliweran di dunia maya. (*)

#BIN #Berita Hoax
Bagikan
Bagikan