Merahputih.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya Sugiarto megnakui bahwa jajaran sejumlah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN menginginkan partainya menjadi oposisi dari pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Saya lihat di dalam itu banyak juga yang ingin jadi oposisi menurut saya. Oposisi juga terhormat," ujar Bima, Jumat (20/7).
Baca Juga: Amien Rais: Jika Kelak Gerindra Dapat Kursi Menteri, Pemilu Kemarin Tiada Berguna
Menjadi partai oposisi, kata dia, sama terhormatnya dengan partai yang memilih berkoalisi yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. "Di dalam DPP itu saya lihat banyak yang semangatnya semangat menjadi oposisi. Buat saya menjadi koalisi dan oposisi sama-sama terhormat," ucap dia.
Sehingga, alangkah baiknya para kader PAN lebih memperhatikan keberlangsungan partainya sendiri dan tidak sibuk memikirkan arah dukungan pasca-Pilpres 2019.
"Sekarang ini kader partai tidak usah mikirin kenapa partai ini ke situ, kenapa partai ini ke sini, sementara partai gak dibenahi. Benahi dulu modernisasi partai, sistem pengkaderan di partai, hubungan legislatif dan eksekutif, itu dulu," beber dia.

Ditanya kesiapannya jika dipilih sebagai menteri Jokowi-Ma'ruf lantaran sempat memberikan dukungan menjelang hari pencoblosan, Bima mengaku enggan masuk bursa menteri.
"Engga ada, itu ijtihad politik saya dipadu dengan insting. Insting saya, Pak Jokowi akan tetap menang," bebernya.
Baca Juga: Begini Isi Pertemuan Jokowi dan Prabowo Versi Amien Rais
Seperti diketahui, meski berbeda gerbong koalisi partai dalam kontestasi Pilpres 2019, Bima Arya sempat mengampanyekan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin saat itu.
Dukungan itu, sebagaimana dikutip Antara, secara gamblang ia sampaikan dalam acara yang ia digelar pada Jumat (12/4) di Puri Begawan Kota Bogor Jawa Barat, dengan menghadirkan sejumlah tokoh pendukung Jokowi, seperti Budiman Sujatmiko, Wanda Hamidah, dan lain-lain. (*)