Biar Enggak Kalap saat Berbuka Puasa, Kedelai Kuncinya

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 26 Mei 2018
Biar Enggak Kalap saat Berbuka Puasa, Kedelai Kuncinya
Makan kedelai menghindarkan dari makan berlebih. (foto:pixabay)

NASI jadi bagian paling utama dari kebiasaan makan sebagian besar orang Indonesia. Sampai-sampai ada ungkapan yang menyebut bahwa orang Indonesia belum makan kalau belum makan nasi.

Hal itu pula yang berlaku saat bulan puasa. Makan dalam jumlah terbatas dari pagi hingga senja membuat banyak orang kalap makan nasi saat berbuka. Seperti membalas dendam. Padahal, hal itu bisa memicu konsumsi karbohidrat berlebih dalam tubuh. Konsumsi nasi secara berlebih secara terus-menerus bisa menyebabkan kelebihan kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes. Hal itu disebabkan sifat nasi yang berkadar glikemik tinggi.

Sebenarnya, ada tiga jenis karbohidrat yang biasa kamu konsumsi, yaitu gula sederhana, pati, dan serat. Ketika karbohidrat dikonsumsi, tubuh mengubahnya menjadi gula (glukosa). Gula itulah yang akan digunakan sebagai energi bagi otak dan otot dalam beraktivitas sehari-hari.

Karbohidrat memang penting buat tubuh sebagai sumber utama dalam mendapatkan energi. Setelah karbohidrat masuk ke tubuh dan diubah menjadi glukosa, zat itu akan diserap sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin.

Ketika karbohidrat yang masuk ke tubuh terlalu banyak, hormon insulin berisiko tidak mampu lagi membantu glukosa terserap sel-sel tubuh. Sebagai akibatnya, kadar glukosa atau gula di dalam darah meningkat. Akibatnya, kamu lebih berisiko mengalami diabetes.

Makan terlalu banyak karbohidrat bisa berbahaya buat tubuh. (foto: pixabay)

Meskipun demikian, bukan berarti kamu harus menghindari total makan karbohidrat. Solusi terbaik ialah mengganti sumber karbohidrat yang kamu asup. Pilihan sumber karbohidrat lain seperti yang berjenis pati (kentang, jagung, labu, roti, sereal, kacang-kacangan seperti kedelai), serat (buah-buahan, sayur-sayuran, gandum, biji-bijian), dan gula (madu, sirup, makanan manis). Selain itu, kamu dapat mengontrol karbohidrat yang dikonsumsi dengan cara membaca label pada kemasan makanan.

Karena terbiasa mengonsumsi nasi yang tinggi karbohidrat, orang Indonesia cenderung masih merasa lapar jika hanya mengonsumsi nasi dalam jumlah sedikit. Di lain sisi untuk menghindari penyakit obesitas dan diabetes, asupan karbohidrat harus dibatasi.

Untuk itu, penting sekali mengendalikan nafsu makan. Untuk itu, kamu bisa mengonsumsi kedelai atau oalhan kedelai sebagai takjil. Asupan kedelai dapat membantu mengurangi konsumsi karbohidrat berlebih saat makan utama. Kedelai yang kaya akan serat dan protein akan dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kamu kenyang lebih lama.

Kedelai merupakan sumber protein lengkap dengan adanya semua jenis asam amino esensial di dalamnya. Makanan yang satu ini juga mengandung isoflavon, yaitu senyawa alami estrogenik yang mampu membantu mencegah penyakit kanker, osteoporosis, dan penyakit-penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung. Isoflavon juga bersifat membantu mengurangi gejala menopause.

Kelebihan lain dari kedelai ialah kandungan seratnya yang tinggi. Serat dari kedelai dapat memberi manfaat kesehatan termasuk kesehatan pencernaan serta berpengaruh dalam menurunkan kolesterol darah. Mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi ini akan membuatmu merasa kenyang lebih lama. Berkat asupan kedelai di dalam menu sehari-hari, kamu tetap dapat mengonsumsi karbohidrat tanpa berlebihan karena pada prosesnya menjadikan tubuh tidak cepat merasa lapar.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan