MerahPutih.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui, sudah sejak lama pendidikan di ibu kota tidak merata. Maka sistem penerimaan siswa baru diubah pada tahun 2019.
Usai mengubah sistem rekrutmen itu, sekolah-sekolah favorit yang dulunya didominasi siswa dengan latar belakang keluarga berpendidikan sarjana, kini menjadi lebih proporsional.
Baca Juga:
Anies Baswedan Angkat Petinggi Alfamart Tri Prasetyo Jadi Dirut Pasar Jaya
Sejak 2019, perubahan sistem rekrutmen penerimaan siswa pada SMP dan SMA dengan menganut prinsip kesetaraan.
"Ketika kita bicara tentang pemerataan pendidikan misalnya, selama bertahun tahun di Jakarta akses pada pendidikan itu tidak merata," kata Anies di Jakarta, Sabtu (16/7).
Tidak merata itu, sambungnya, karena keadaan dimana masyarakat dari keluarga miskin tidak mendapat kesempatan yang besar untuk belajar di sekolah favorit.
Baca Juga:
Gubernur Anies Ganti Dirut PAM Jaya yang Baru Menjabat 7 Bulan
"Tidak ada lagi rekrutmen yang dipengaruhi oleh status sosiologi ekonomi orangtuanya. Ini barangkali tidak banyak mendapat perhatian karena ini sifatnya adalah mikro, lain dengan bangunan fisik," ucapnya.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengungkapkan, dampak pemerataan pendidikan itu sudah bisa dirasakan sekarang, bahkan berpuluh-puluh tahun mendatang.
"SMA-SMP yang dulu favorit, dahulu sebelum dilakukan proses penyesuaian ini, siswanya bisa berisi 90 persen berlatar belakang keluarga pendidikan S1 dan S2, sesudah dilakukan demokratisasi, pemerataan, siswa baru di sekolah itu proporsional, banyak yang orang tuanya pendidikan SD, SMP, orang tuanya pendidikan SMA, dan S1, S2," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga: