Berbohong Kirim Barang agar Tetap Waras di Masa Pandemi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Selasa, 20 Oktober 2020
Berbohong Kirim Barang agar Tetap Waras di Masa Pandemi
Seorang perempuan terpaksa berbohong agar bisa ke luar rumah (Foto: pixabay/Schwerdhoefer)

ITA (nama disamarkan) baru lulus dari salah satu universitas ternama di Serpong. Hidupnya biasa saja, tapi berubah drastis semenjak pandemi berlangsung.

Peraturan di rumahnya dibuat seketat mungkin oleh orang tuanya. Peraturan tersebut menjadikannya seperti anak di bawah lima tahun. Dia diawasi terus dan tidak boleh keluar sampai detik ini.

Baca juga:

10 Aplikasi Kencan Diinstal, Bukti 'Menggila' Cari Jodoh di Tengah Pandemi

"Kayaknya gue baru boleh bener-bener 'dilepas' setelah pandemi kelar deh," ujar Ita kepada merahputih.com

Peraturan tersebut diberlakukan oleh orang tuanya pada awal Maret. Awalnya Ita pun setuju dengan aturan tak boleh keluar rumah. Apalagi di dalam rumah ada neneknya.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu sampai hari ini, melihat orang-orang sudah keluar rumah beramai-ramai membuat dirinya jenuh sampai stres.

Ita sangat jenuh karena pelarangan tersebut (Foto: pixabay/Free-Photos)

Untungnya ada beberapa kegiatan untuk mengusir rasa bosan di rumah. "Yah gue ada jualan, kalo gak gue berasa jadi patung. Tiap hari bacain novel, YouTube juga kayaknya udah tamat gue tontonin," ucap Ita.

Akan tetapi, berjualan ternyata tidak cukup untuk membuatnya tetap waras selama pandemi. Ita sangat ingin keluar bermain bersama sahabatnya.

Ita pun mengerti tentang protokol kesehatan, hal tersebut pernah dia bicarakan kepada orang tuanya, namun sepertinya tidak digubris argumennya.

Ita hanya boleh keluar jika ayah dan ibunya ke luar rumah. Saking ketatnya aturan di rumah, untuk pergi ke pasar tradisional atau supermarket saja ia dilarang.

"Maen kerumah temen gue, kagak ke mal atau hangout ketemu orang banyak. Gak boleh tetep,!" Paparnya dengan nada sedih.

Baca juga:

Pandemi Bikin ‘Gila’, Tabungan Deposito Sampai Digunakan untuk Merakit PC

Akhirnya pada awal September, terbesit di pikirannya bagaimana caranya agar ia bisa keluar rumah namun tidak menyebabkan 'drama' di keluarganya.

Ita pun akhirnya menggila. Karena usaha onlinenya lancar jaya, Ita banyak mendapatkan orderan. Ia pun memutuskan untuk mengirim barang jualannya sembari bertemu dengan teman-temannya.

"Gue ngebohongin mereka (orang tua Ita), bilangnya ngirim paket, padahal gue main keluar, tapi gue tetep main aman," kata Ita.

Dengan aplikasi pelacak dia membuat strategi agar tidak ketahuan (Foto: pixabay/mohamed_hassan)

Ita tetap mengambil kesempatan keluar rumah saat kedua orang tuanya juga melakukan hal sama. Agar lebih aman, ia pun menginstalkan aplikasi pelacak di ponsel orang tuanya.

"Di hapenya gue instalin Zenly (aplikasi pelacak), pas mereka pergi gue juga pergi ini alesannya kirim paket, yaudah aman kan keluar, terus mereka juga bisa gue lacak," urainya.

Dengan aplikasi pelacak tersebut, Ita dapat terus memantau kemana orang tuanya pergi. Ia juga dapat memperkirakan kapan orang tuanya pulang ke rumah. Ita selalu lebih dulu berada di rumah sebelum orang tuanya sampai.

Meski begitu, menggilanya Ita tidak berlebihan. Ia tetap bertemu dengan teman-temannya di tempat dekat rumah. Setidaknya ia hanya menginginkan me time sesaat di luar rumah.

Saat berada di luar rumah, Ita mengaku jadi kembali waras. Pikirannya kembali fresh. Siasat untuk ke luar rumah itu sudah ia lakukan sebanyak lima kali. "Aduh semoga Corona cepet selesai deh," Tutup Ita. (ray)

Baca juga:

Tetap Waras Bagi Ibu Rumah Tangga: Bisnis Minuman Herbal Beromset Rp5 Juta

#Virus Corona #COVID-19 #Oktober Satgas Waras
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan