MerahPutih.com - Kabar baik disampaikan tim Satgas COVID-19 nasional. Mereka menyebut, tanda-tanda lonjakan kasus COVID-19 pascalibur panjang Lebaran 2022 tak terlihat.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, kenaikan mobilitas saat ini berbanding terbaik dengan penularan kasus positif COVID-19 yang dapat ditekan.
Baca Juga:
Syarat Teranyar Naik Kereta Api Tanpa Tes COVID-19
"Ini adalah kabar baik yang penting untuk terus dipertahankan kedepannya," imbuh Wiku dalam keterangan pers, Kamis (19/8).
Wiku mengklaim, dari kondisi kasus di tingkat nasional, Indonesia terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan dengan angka diatas rata-rata dunia.
Di tingkat nasional trennya tetap menunjukkan penurunan yang baik menjadi 0,08 persen pada pekan terakhir dan lebih rendah sekitar 4 persen di bawah rata-rata dunia. Data per 8 Mei, jumlahnya terdapat 6 ribu orang penderita COVID-19, namun, per 15 Mei turun menjadi sekitar 4.700 orang.
Indikator lainnya yaitu kematian. Baik persentase maupun jumlah kematian di Indonesia cenderung tetap dibandingkan pekan sebelumnya, yaitu 2,59 persen. Sementara jumlah orang meninggal rata-rata dalam 3 bulan terakhir terus menurun dan saat ini rata-ratanya di angka 13 kasus.
Indikator berikutnya adalah, kesembuhan. Dibanding pekan lalu, terjadi peningkatan jumlah orang sembuh pada level nasional. Di minggu ini, terdapat sekitar 3.600 orang sembuh, dengan persentasenya sebesar 97,34 persen.
Jika dibandingkan dengan dunia, Indonesia masih bertahan sekitar 3 persen di atas rata-rata dunia. Disamping itu, perlu juga mencermati detail pada kasus aktif pada 34 Provinsi.
Saat ini, 18 provinsi diantaranya, menunjukkan penurunan sehingga menunjukkan sudah semakin rendahnya potensi penularan di tengah masyarakat. Hal ini, didukung penanganan pasien yang baik sehingga orang yang tertular segera sembuh.
Hanya saja, pada 16 Provinsi lainnya masih menunjukkan kenaikan kasus aktif. Bahkan, pekan ini jumlahnya lebih banyak dibanding pekan lalu sebanyak enam provinsi.
Kenaikan terjadi sebagian adalah provinsi tujuan mudik atau asal pemudik terutama pada tiga provinsi yang menjadi terbesar dalam tujuan dan asal pemudik, yakni DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur. Namun, terdapat kabar baiknya dari provinsi-provinsi yang saat ini teramati. Bahwa kenaikannya belum merupakan lonjakan kasus yang signifikan.

Meski demikian, adanya kenaikan harus segera ditekan dengan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan yang menjadi kunci terkendalinya kasus.
"Upaya ini juga perlu diperkuat dengan kesadaran tinggi untuk dites apabila memiliki riwayat perjalanan jarak jauh, riwayat mengunjungi lokasi keramaian, serta merasa kurang sehat dan bergejala," tambah Wiku.
Wiku meminta kepada para kepala daerah dari provinsi-provinsi yang disebutkan sebelumnya harus segera mencegah terjadinya kenaikan kasus yang lebih tinggi lagi.
"Upayakan menggencarkan testing, tracing, dan treatment tetap dilaluka. Sementara, masyarakat juga dimohon tetap disiplin protokol kesehatan dan kesadaran tinggi untuk dites," ungkapnya. (Knu)
Baca Juga:
Sehari Pelonggaran Masker, 327 Kasus Baru COVID-19 Ditemukan