MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk melakukan operasi pasar secara masif agar stok beras Bulog sebanyak 320 ribu ton bisa segera digelontorkan ke pasar.
Selain itu, stok beras di Pasar Induk Cipinang yang saat ini mencapai 14.000 ton, diklaim terus digelontorkan ke pasar untuk stabilkan harga.
Baca Juga:
Reaksi Jokowi saat Tahu Harga Beras Mulai Naik
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah telah menyalurkan beras impor ke berbagai daerah untuk menghadapi lonjakan harga komoditas tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
"Pemerintah sudah menyiapkan beras, itu beras impor dan saya kira sudah disalurkan ke berbagai daerah, termasuk Jawa Timur. Hal itu sudah dimulai, untuk menekan harga," kata Wapres.
Wapres Ma'ruf menyampaikan, kenaikan harga beras dapat dipicu banyak hal, baik dari jumlah ketersediaan stok pangan maupun faktor eksternal lainnya. Selain juga dapat dipicu momentum menjelang bulan Ramadan.
Pemerintah, kata ia, sangat serius menangani kenaikan harga beras dan mengambil langkah penanganan yang terbaik agar situasi kenaikan harga ini dapat segera tertangani.
"Sedang kita lihat, apa dari produsen atau dari distribusi atau jalur-jalur distribusi. Nah, nanti kalau produsennya tidak memproduksi, padahal sudah berjanji, itu tentu akan diambil langkah-langkah," katanya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menggandeng Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menggelontor beras di tiap pasar tradisional untuk menekan kenaikan harga.
"Saya minta Bulog agar tiap pasar rakyat diguyur beras. Jadi saya pastikan setiap pasar sekarang ada beras Bulog. Harga jualnya Rp 9.450 per kilogram," ujarnya. (*)
Baca Juga:
Pemerintah Diminta Turun Tangan Atasi Kenaikan Harga Beras