MerahPutih.com - Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana. Dalam setahun, jumlah jumlah kebencanaan di Jawa Barat berada di angka 1.000 sampai 2.000 bencana per tahun. Jumlah tersebut didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
"Datang silih berganti dan berkarakter sesuai kondisi geografisnya," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat mengukuhkan pengurus Forum Koordinasi Tagana Jabar Masa Bakti 2021-2024 di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/1).
Baca Juga:
BNPB Catat 7,5 Juta Menderita Akibat Bencana Alam, Kemensos Siapkan Lumbung Sosial
Ia mengatakan, sebagai provinsi yang paling banyak sungainya dan berada di iklim tropis, kata Ridwan Kamil, maka mayoritas kebencanaan di Jabar berhubungan dengan air.
Ia menyebutkan, wilayah Jabar tengah ke utara yang bentuk geografisnya datar, membuat daerah tersebut didominasi oleh banjir. Sementara wilayah tengah ke selatan kebanyakan longsor karena geografisnya curam.
"Mayoritas dua urusan hidrologis itu, sisanya angin puting beliung, kebakaran dan lainnya," sebut Ridwan Kamil.
Ia menegaskan, keilmuan terhadap mayoritas kebencanaan tersebut harus jadi standar kompetensi. Dengan ilmu yang terkadang tidak murah, banjir akibat luapan Sungai Citarum misalnya, bisa diminimalisir.
"Tapi kita tidak boleh takabur karena dengan global warming cuaca bisa kapan pun berubah," ucapnya.
Ilmu ini, kata ia, tentunya harus dimiliki oleh setiap anggota Tagana. Sebagai Pembina Utama Tagana Jabar, Ridwan Kamil meminta kepengurusan Forum Koordinasi Tagana Jabar untuk langsung bekerja tidak perlu adaptasi lagi karena sudah memahami situasi.
"Saya titip langsung bekerja tidak banyak beradaptasi lagi karena saya yakin sudah paham. Semoga tahun 2022 berita buruk kebencanaan berkurang," harapnya.
Kepala Badan Geologi ESDM Eko Budi Lelono dalam laporan kejoadian gempa bumi merusak sepanojang 2021, mencatat di Jawa Barat terdapat dua kali gempa bumi merusak, keduanya terjadi di Kabupaten Sukabumi. Kejadian pertama berlangsung pada 27 April 2021 dengan kekuatan gempa bumi magnitude 5.0.
Gempa bumi tersebut merusak 1 bangunan di Desa Palasari, dan 12 bangunan rusak di Desa Bantargadung. Gempa bumi berikutnya terjadi pada 5 Juni 2021, kali ini kekuatan gempa magnitude 3 yang menyebabkan 12 rumah penduduk rusak ringan di Kecamatan Cireungas dan Kebon Padas, Kabupaten Sukabumi. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Awal Tahun 140.620 Jiwa Terdampak Bencana Alam di Indonesia