MENJADI orangtua memang tidak mudah. Hidupmu akan berubah drastis ketika akhirnya memilih seorang anak. Tentunya anak-anak memerlukan kenyamanan, perlindungan, serta berbagai fasilitas terbaik yang bisa diberikan oleh orangtuanya.
Selain itu, orangtua pun harus mendidik anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab di tengah masyarakat. Agar kelak ketika orangtua telah tiada di dunia ini, mereka bisa melanjutkan perjuangan hidup dengan mandiri berbekal didikan dan nasihat dari orangtua.
Sayangnya kebanyakan pasangan hanya siap menikah namun ternyata tidak siap untuk memiliki anak. Tak hanya dilihat dari segi finansial saja, menjadi orangtua wajib siap secara mental sehingga anak tidak akan menjadi korban dari keegoisan orangtua.
Laman psychologytoday melansir, kamu harus menyembuhkan luka batin serta berteman dengan innerchild yang ada di dalam dirimu terlebih dahulu agar bisa membimbing dan menyayangi anak-anakmu dengan baik.
Baca juga:

Perlu diketahui, seringkali perlakuan orangtua terhadap anak-anaknya merupakan bentuk trauma yang dialami dari generasi terdahulu. Misalnya kamu memiliki orangtua yang acuh dan keras, sehingga pada akhirnya kamu melakukan hal yang sama terhadap anak-anakmu hanya karena menganggap didikan generasi terdahulu merupakan hal yang benar untuk dilakukan.
Padahal mendidik anak ada strateginya tersendiri. Ketika anak-anak mulai memberontak dan melakukan 'kenakalan' remaja, kamu tidak boleh langsung menyalahkan anak-anak. Tanyakan kepada dirimu terlebih dahulu, “Apakah aku melukai hati anak-anakku?”. Karena anak yang memberontak adalah anak yang hatinya terluka.
Jika anak mulai tidak menghargai keberadaanmu sebagai orangtua, tanyakan kepada dirimu sendiri, “Apakah aku tidak pernah menghargai anak-anakku?”. Anak tidak hanya belajar dari didikan orangtua secara lisan melainkan meniru perlakuan orangtua sehari-hari.
Memulai tahun 2022 sebaiknya dilakukan dengan introspeksi diri dan bicara dari hati ke hati bersama pasangan dan anak-anak. Orangtua juga harus mulai menghargai dan memberikan apresiasi lebih ketika anak mencapai sebuah kesuksesan.
Tetapi orangtua juga tetap harus menghibur dan membimbing anak-anak ketika gagal meraih sesuatu. Jangan sampai anak berpikir bahwa dirinya berharga di mata orangtua hanya ketika sukses. Banyak anak-anak yang akhirnya tumbuh dengan membawa trauma karena orangtuanya tidak terima ketika mereka gagal.
Baca juga:

Dalam mendidik anak, kamu tidak boleh terlalu keras ataupun terlalu lembek. Kamu juga tidak boleh hanya mengandalkan insting orangtua semata, melainkan perbanyak ilmu dari orang lain, mengikuti seminar parenting, dan mendalami buku-buku pendukung. Kalau perlu konsultasikan kepada psikolog anak mengenai parenting terbaik yang tentunya mengikuti perkembangan zaman.
Sebelum menikah dan memiliki anak, kamu harus mengenal lebih dalam karakter pasangan demi masa depan anak-anakmu kelak. Jika ternyata pasanganmu memiliki sikap yang kasar dan buruk, hanya dia yang bisa mengubah dirinya sendiri. Kamu tidak bisa mengubah seseorang untuk menjadi lebih baik meskipun sudah menikah.
Setelah menemukan pasangan yang tepat, bicarakan mengenai strategi parenting yang cocok dengan kedua belah pihak agar sewaktu-waktu tidak terjadi pertikaian ketika akhirnya sudah memiliki anak. Membekali diri dengan ilmu parenting sebelum menikah adalah cara terbaik agar anak tumbuh dengan optimal tanpa membawa trauma masa kecil hanya karena orangtua masih meraba-raba dalam mendidik anak.
Lalu, bagaimana jika kamu terlanjur mendidik anak-anakmu dengan buruk? Tidak ada kata terlambat. Asal kamu tidak gengsi untuk meminta maaf kepada anak dan segera mencari bantuan profesional seperti psikolog, kondisi keluargamu bisa diselamatkan.
Ajaklah pasangan serta anak-anak untuk konsultasi ke psikolog demi memperbaiki apa yang salah di dalam keluargamu. Perbanyak quality time bersama anak-anak juga membantu meningkatkan kualitas mental mereka. Menjadi orangtua juga bukan berarti kamu tidak boleh menikmati waktu sendirian loh. Justru baik suami dan istri wajib mencuri waktu me-time di sela kesibukan bekerja dan mendidik anak agar tetap waras. (Mar)
Baca juga: