SEPERTI yang diketahui, Apple belum lama ini kembali membuka storenya di sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Sebelumnya penutupan toko dilakukan karena pemerintah setempat menerapkan lockdown, guna memutus rantai penyebaran virus corona.
Namun belum lama dibuka setelah lockdown, Apple Store justru malah jadi sasaran penjarahan para warga.
Baca Juga:
OnePlus dan McLaren Akhiri Kerjasama Pembuatan Ponsel, Ada Apa?
Penjarahan tersebut merupakan buntut dari protes kematian George Floyd, hingga menyebabkan pecahnya aksi demosntrasi pada sejumlah kota di Amerikan serikat.
You can see looters coming from Back-of-House at the downtown Philadelphia Apple Store, but they don’t have much loot. That’s where the bathrooms are too and then a pretty solid keypad/magnet-locked door to the real prize … ???? https://t.co/xxEsEqO3mQ
— Paul McGrane (@pmcg) May 31, 2020
Seperti yang dilansir dari laman phonearena, iPHone, Mac dan iPad merupakan salah satu dari target utama para penjarah di Apple Store yang berada di wilayah Los Angeles, San Francisco, New York, Washingong DC dan PHoladelphia. Sejumlah produk-produk Apple yang dipajang dietalase pun ludes dijarah dengan beringas oleh para warga.
Baca Juga:
Mengintip Bocoran Spesifikasi Ponsel Gaming Canggih Realme X50 Pro Player Edition
Namun penjarahan itu tampak ironi, karena Apple merupakan salah satu dari perusahaan besar, yang sangat mengutuk asksis rasisme yang diduga meyebabkan kematian George Floyd.

CEO Apple Tim Cook pun telah mengirimkan email pada karyawannya, yang berisi tentang sikap Apple pada soal rasisme.
"Kita tak bisa mempunyai komunitas yang layak dirayakan, kecuali kita bisa memastikan kebebasan dari ketakutan bagi setiap orang yang mencintai negara ini," tulis Tim Cook.
Setelah aksi penjarahan itu, Apple mengambil langkah dengan menutup kembali toko-tokonya, dan menyimpan produk yang berada di etalase ke tempat yang lebih aman.
Namun sayangnya belum diketahui hingga kapan Apple akan menutu store atau toko-tokonya. Yang jelas, selama aksi demonstrasi masih belum mereda, sepertinya Apple tak mau ambil risiko tinggi dengan membuka kembali tokonya, khususnya di Ameria Serikat. (Ryn)
Baca juga:
Mantap! WhatsApp Akan Support Panggilan Video 50 Orang Sekaligus