Belajar dari Insiden Halloween di Itaewon, Ketahui Langkah Aman di Tengah Kerumunan

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 30 Oktober 2022
Belajar dari Insiden Halloween di Itaewon, Ketahui Langkah Aman di Tengah Kerumunan
Demi mempertahankan nyawa ada baiknya kamu mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menghindari himpitan kerumunan. (Foto: Unsplash/Hannah Rodrigo)

KERUMUNAN bisa berpotensi bahaya. Kamu perlu mengetahuinya setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan bola baru-baru ini. Insiden terbaru terkait dengan kerumunan terjadi di Itaewon, Korea Selatan. Perayaan Halloween menjelma horor nan nyata, Sabtu (29/10) malam.

Kedua tragedi tersebut memakan lebih dari 100 korban jiwa. Demi keamanan diri, ada baiknya kamu mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menghindari impitan kerumunan yang mengancam nyawa, dan bagaimana kamu dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.

BACA JUGA:

Pesta Halloween di Itaewon Berujung Maut, 151 Tewas



Dalam mengelola kerumunan, arahan untuk keselamatan biasanya diberikan penyelenggara. Demikian dikatakan ilmuwan peneliti yang mempelajari perilaku kerumunan Mehdi Moussaïd di Berlin. Dia mengaku tidak sering memberikan nasihat kepada orang-orang yang hadir di tengah kerumunan.

Demi membantu orang kebayakan yang mungkin akan mengalami terjebak di tengah kerumunan, Moussad, yang bekerja di Max Planck Institute for Human Development, memberikan 'tips bertahan hidup' di situasi tersebut.



1. Buka mata untuk tanda-tanda bahaya

"Begitu kamu berada di keramaian dan mulai merasakan tekanan, saya khawatir sudah hampir terlambat untuk bertindak," kata Moussad. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah mencoba untuk tidak menempatkan diri dalam situasi kritis itu. Masalahnya, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa itu berbahaya. "Kami tidak memiliki budaya sadar akan bahaya keramaian. Dan ya, memang, itu berbahaya," dia mengingatkan.

kerumunan
Kurangnya oksigen adalah pembunuh di keramaian, jadi pertahankan ruang di sekitar dada. (Foto: nytimes.com/live)


2. Pergi segera setelah kamu merasakan kerumunan terlalu padat

"Jika kamu mulai merasa tidak nyaman, tetapi masih punya waktu dan kebebasan bergerak — maka pergilah. Itu adalah sesuatu yang tidak ada dalam pikiran orang. Mereka seperti, "Oh, saya tidak enak badan, tapi konsernya bagus, jadi saya akan terus mendorong dan pergi ke konser." Tidak, jangan lakukan itu. "Jika kamu merasa tidak enak, itu berarti benar-benar berbahaya. Menjauhlah untuk menjaga diri kamu tetap aman," dia mengingatkan.



3. Tetap berdiri dan jangan meletakkan ransel di tanah

"Tetap berdiri itu penting karena jika kamu jatuh, akan sangat sulit untuk berdiri lagi karena terlalu banyak orang," katanya seperti diberitakan NPR (29/10). Menurutnya, apapun yang jatuh mengerikan. Dalam skenario terburuk, itu bisa tubuh seseorang, tetapi bahkan hanya ransel yang jatuh akan menjadi penghalang yang meningkatkan risiko orang lain tersandung dan jatuh di atasnya.



4. Pertahankan ruang di sekitar dada

Kematian di keramaian menurut Moussad penyebabnya adalah tidak cukup oksigen. Kamu terhimpit begitu padat sehingga paru-paru tidak memiliki cukup ruang untuk melakukan tugasnya, dan kamu sulit bernapas. "Jika kamu dapat mempertahankan ruang yang cukup untuk bernapas, kamu akan baik-baik saja. Letakkan tangan tepat di depan dada dan tahan di sana," dia mengingatkan. Dalam posisi ini, dengan ruang hanya sedikit sekitar setengah sentimeter atau hanya satu sentimeter, cukup bagi kamu untuk tetap bernapas.

BACA JUGA:

Itaewon, Area Hit Hiburan Malam di Hamparan Gang Sempit



5. Di keramaian, semuanya tentang reaksi berantai

Ketika kamu mendorong orang di sebelahmu, dia akan mendorong orang di sebelahnya sendiri dan akhirnya menabrak sesuatu. Kemudian dorongan makin kuat, dan kembali menekan tubuhmu. "Jika kamu merasakan dorongan, jangan mendorong kembali. Jangan perkuat gelombang ini. Ikutilah arusnya. Ini tidak akan nyaman, tetapi ini merupakan cara terbaik untuk berperilaku dalam situasi tersebut. Jangan menambah tekanan dalam sistem," jelasnya.

kerumunan
Perilaku membantu dan perilaku altruistik agak menular di keramaian. (Unsplash/Rob Curran)



6. Hindari dinding dan benda keras

"Ketika kita melihat tempat cedera dan kematian terjadi dalam sebuah tragedi, sebagian besar terjadi di sepanjang rintangan yang kokoh," ujarnya. Hal itu masuk akal, karena jika kamu mengikuti arus gelombang yang mendorong, kamu baik-baik saja. Namun, jika kamu berada di sebelah tembok, kamu tidak bisa ikut begitu saja terbawa, karena tembok itu menghalangi. Jadi gelombang akan menekan kamu ke dinding. Jangan sampai kamu berada dalam situasi tersebut, jadi hindari rintangan.



7. Belajarlah mendeteksi kepadatan kerumunan

Kepadatan benar-benar variabel kritis, itu hal pertama yang perlu kamu ukur. Menurut Moussad, ada hitungan matematikanya ketika sebuah kedapatan orang dalam sebuah ruang menjadi bahaya atau pun mematikan. Namun, secara insting, kamu dapat menggunakan tips berikut: jika kamu merasa bahwa orang-orang menyentuh di kedua bahu atau di beberapa lokasi tubuh secara bersamaan, kepadatannya mungkin sekitar enam orang tiap satu meter persegi atau lebih, ukuran yang membahayakan. Jika kamu masih punya waktu dan bisa bergerak, pergilah.



8. Jika kerumunan menjadi tidak aman, bantulah orang orang lain

"Perilaku membantu dan perilaku altruistik agak menular di keramaian. Hal yang sama berlaku untuk perilaku individualistis atau egoistis," ujarnya. Jika kamu mencoba membantu orang di sebelahmu, mereka akan membantu kamu, atau mereka akan membantu orang di sebelah mereka. Jika perilaku ini menyebar, akan menciptakan suasana yang positif dan saling tolong.

Moussad telah mempelajari sejumlah kasus saat kerumunan menjadi mematikan, dan dia tidak takut berada di lingkungan yang ramai, seperti di sebuah konser.

"Saya sebenarnya menyukainya. Dulu saya takut dengan keramaian, sebelum saya menjadi ilmuwan di bidang ini. Tapi saya pikir itu sebagian besar karena saya tidak tahu bagaimana kerumunan itu bekerja dan apa mekanisme perilakunya. Sekarang saya tahu bagaimana fungsinya, saya merasa agak nyaman. Jadi ya, saya tidak takut lagi," ujarnya.(aru)

BACA JUGA:

KBRI Seoul Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Tragedi Pesta Halloween Itaewon

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan