Belajar Berkain di Wondherland
Jason memandu peserta berkain. (foto: Merahputih.com/Vincent Cristian Angkasa)
BELASAN cermin nan disinari lampu terpajang di area panggung Wondherland. Lembaran-lembaran kain batik juga telah disiapkan. Para peserta lokakarya itu bersiap belajar berkain agar lebih modis. Di kesempatan itu, Remaja Nusantara hadir di Wondherland untuk berbagi ide berkain agar tidak monoton bersama para pengunjung .
"Kami mau melestarikan berkain ini dan mengubah pola pikir bahwa berkain itu bukan jadi tren saja. Namun, sekarang berkain sudah bisa jadi item fesyen," kata perwakilan dari Remaja Nusantara Jason di acara Wondherland yang digelar di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (18/3).
BACA JUGA:
Remaja Nusantara ingin mengembalikan lagi kebiasaan berkain untuk melestarikan budaya. Komunitas ini ingin menginspirasi bahwa anak muda dapat tetap tampil modis dengan berkain dan tidak terlihat kuno.
Pada lokakarya ini, Remaja Kain mengenalkan kain wiru Jawa kepada para peserta. Lokakarya tersebut dipandu Jason nan membantu belasan peserta mengenali gaya baru untuk berkain.
Meski berkain tidak sulit, tetapi ada beberapa detail yang harus diperhatikan saat proses mengikat kain. Jason menjelaskan ikatan pertama saat berkain menjadi penentu hasilnya. "Kalau masih longgar, berarti ikatan pertama kalian masih kurang kencang. Jadi boleh dibuka dan diikat lagi," jelas Jason. Untuk menghindari kain yang turun setelah selesai diikat, Jason menyarankan agar mengencangkan ikatan yang pertama.
BACA JUGA:
Bikin Perhiasan dan Meniti Karier Jadi Entrepreneur di WONDHERLAND
Selain itu, peserta juga harus memperhatikan kain pada bagian pinggang. Di bagian itu, kain harus lurus dan rapi agar kain terlihat bagus saat digunakan. Langkah terakhir untuk menyempurnakan kain agar modis digunakan ialah menggulungnya ke bawah dengan rapi. Peserta diminta untuk menggulung bagian tengah kain terlebih dahulu karena itu merupakan bagian yang paling susah dirapikan.
Para peserta memerhatikan dengan fokus dan mengikuti setiap detail ikatan kain dari sang pemandu. Walaupun para peserta mengalami kesusahan dalam proses belajar, tim Remaja Nusantara dengan sigap menuntun para peserta satu per satu. Peserta juga turut aktif bertanya kepada tim Remaja Nusantara saat kebingungan merapikan kainnya.
Salah seorang peserta, Fajar, mengaku sering menggunakan kain saat bepergian sehingga tertarik untuk mempelajari gaya baru di lokakarya ini. "Biasanya kan cuma diikat doang, ini tadi dikasi gaya baru," ujarnya.(vca)
BACA JUGA:
'Kaset Awards' Jadi Ajang Penghargaan Bagi Para Pelaku Industri Tanah Air
Bagikan
Berita Terkait
‘Light and Shape’: ESMOD Jakarta Rayakan Inovasi Mode dari Desainer Muda di Creative Show 2025
UNIQLO Gandeng BABYMONSTER untuk Koleksi UT Terbaru, Tampilkan Desain Edgy dan Playful
Thrifting makin Digandrungi, Industri Tekstil dalam Negeri Ketar-Ketir
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement
Panduan Thrifting Jakarta, Rekomendasi Seru dari Blok M Square hingga Pasar Santa
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!