DI angkasa luar, tidur tidak semudah berbaring di bumi. Tidak ada istilas pelor atau nempel langsung molor di angkasa luar. Dibutuhkan keahlian khusus untuk tidur di angkasa luar.
Para astronaut telah beradaptasi dengan tantangan ini selama bertahun-tahun. Mereka telah belajar banyak tentang tidur tanpa gravitasi. Pengetahuan ini akan sangat berguna untuk misi ke Mars di masa depan.
BACA JUGA:
Bukan Hanya Sobat Misqueen, Astronaut Juga Makan Mi Instan di Luar Angkasa
Seperti dikabarkan CNN, salah satu tantangan utama bagi astronaut ialah menciptakan lingkungan tidur yang nyaman di luar angkasa. Mereka menggunakan tempat tidur khusus untuk memastikan mereka tetap berada di tempat tidur tanpa melayang di ruang angkasa.

Ada juga masalah dengan pembentukan siklus tidur alami. Astronaut harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, seperti matahari terbit dan terbenam yang terjadi setiap 90 menit saat stasiun luar angkasa mengorbit Bumi. Untuk membantu astronaut tetap teratur, NASA telah menambahkan pencahayaan yang meniru siklus siang-malam di dalam stasiun luar angkasa.
“Kami harus mencoba menghalangi cahaya dari jendela pada malam hari dan kami harus benar-benar berusaha memaksimalkan cahaya baik melalui jendela atau dengan pencahayaan internal untuk memastikan kru mendapatkan stimulus sinkronisasi sehingga mereka dapat tetap terjaga dan tertidur pada waktu yang tepat” kata Direktur Fatigue Countermeasures Laboratory di Pusat Riset Ames NASA Dr Erin Flynn-Evans.
Selain itu, jet lag juga menjadi masalah bagi astronaut. Mereka harus mengubah jadwal tidur mereka beberapa hari sebelum meluncur, dan begitu mereka sampai di stasiun luar angkasa, mereka mengikuti waktu Greenwich Mean Time.
BACA JUGA:
NASA juga melakukan "misi luar angkasa palsu" di bumi untuk mempelajari lebih lanjut tentang tidur di lingkungan yang terkontrol. Mereka menggunakan habitat yang meniru ukuran pangkalan bulan atau pesawat ruang angkasa kecil. Temuan dari eksperimen ini membantu NASA memahami cara terbaik untuk mengatur jadwal tidur para astronot.
“Kami selalu melakukan misi luar angkasa palsu. Kami memiliki apa yang kami sebut lingkungan luar angkasa analog di Johnson Space Center yang disebut Human Exploration Research Analog atau HERA dan itu pada dasarnya merupakan habitat kecil,” kata Evans.
Selain itu, NASA juga akan melakukan percobaan di habitat Mars yang baru. Para astronut akan tinggal di habitat ini selama satu tahun untuk mensimulasikan kehidupan di Mars. Fokus percobaan tersebut ialah nutrisi dan tidur para astronut.
Memahami tidur di luar angkasa menjadi penting untuk mempersiapkan misi masa depan ke Mars. NASA bekerja sama dengan mereka yang merencanakan misi ke bulan Artemis untuk memastikan jadwal tidur para astronot dioptimalkan. Mereka juga mempelajari berapa banyak kafein yang dibutuhkan astronaut agar tetap waspada di lingkungan dengan sumber daya terbatas.
“Tidur memiliki hubungan erat dengan kinerja dan hubungan antaranggota kru. Oleh karena itu, kami berusaha untuk memastikan para astronot mendapatkan tidur yang cukup agar mereka siap untuk sukses dalam misi luar angkasa,” tutup Evans.(kmp)
BACA JUGA: