BAYI belajar mengenal suatu objek dengan menatapnya lama. Mengenai kognisi bayi terhadap objek, telah banyak dipelajari. Namun, sampai saat ini, baru sedikit penelitian yang dilakukan pada kognisi sosial bayi. Kognisi sosial merupakan kapasitas kita untuk memikirkan pikiran, perasaan, dan hubungan dengan orang lain.
Bayi dapat mengenali orang lain dan menunjukkan preferensi pada orang yang mengasuh sejak usia dini. Tetapi apakah bayi tahu tentang preferensi sosial itu sendiri?
Pertanyaan ini baru-baru ini diuji oleh psikolog tumbuh kembang dalam serangkaian eksperimen. Salah satunya dalam studi baru berjudul Infants Infer Potential Social Partners by Observing the Interactions of Their Parent with Unknown Others.
Dikatakan dalam studi tersebut bahwa bayi menyimpulkan pasangan sosial potensial dengan mengamati interaksi orangtua mereka dengan orang lain yang tidak dikenal. Studi tersebut meminta orangtua bermain dengan boneka sementara bayi mereka yang berusia delapan hingga sepuluh bulan menonton.
Baca Juga:

Percobaan dengan boneka
Rangkaian percobaan pertama memiliki dua kondisi dasar. Pertama, imitasi atau non-imitasi. Bayi menonton video orangtua dan boneka membuat berbagai gerakan atau suara yang meniru atau tidak meniru satu sama lain, dengan gagasan bahwa imitasi adalah bentuk ikatan sosial.
Kedua, dengan orangtua atau orang asing. Bayi menonton video orangtua mereka sendiri yang berinteraksi dengan boneka itu atau orangtua anak lain, orang asing.
Peneliti kemudian menguji apakah bayi mengembangkan preferensi untuk boneka dalam kondisi yang berbeda. Seperti yang diharapkan, bayi kemungkinan besar akan memilih boneka yang meniru orangtua mereka.
Ketika boneka itu meniru orang asing atau diperlihatkan bersama orangtua mereka tetapi tidak meniru mereka, bayi tidak memiliki preferensi yang kuat untuk satu boneka di atas yang lain. Selanjutnya, para peneliti mengulangi paradigma menampilkan video bayi, tetapi dengan ukuran hasil yang baru. Setelah menonton boneka meniru atau tidak meniru orangtua atau orang asing, bayi melihat video semua boneka membuka mulut saat sebuah nama dipanggil: baik nama bayi atau nama lain.
Sekali lagi, seperti yang diharapkan, bayi secara signifikan lebih cenderung melihat boneka yang meniru orangtua mereka ketika nama mereka dipanggil, menunjukkan bahwa mereka belajar bahwa seseorang yang dekat dengan orangtua lebih mungkin untuk mengetahui nama mereka dan memanggil mereka. Ketika nama acak dipanggil, bayi tidak menaruh perhatian boneka mana yang berbicara.
Terakhir, setelah menonton video panggilan suara, bayi menonton video orangtua mereka menangis dalam kesusahan saat dikelilingi oleh boneka. Sekali lagi, seperti yang diharapkan, bayi secara signifikan lebih cenderung melihat ke boneka yang memanggil nama mereka ketika orangtua mereka dalam kesulitan.
Ini menandakan bahwa bayi benar-benar mengerti bahwa boneka memiliki ikatan sosial dengan orangtua mereka dan akan lebih mungkin untuk membantu mereka dalam kesulitan.
Baca Juga:

Saliva berbagi sinyal kedekatan
Apakah temuan ini benar-benar menggeneralisasi untuk menyatakan bahwa bayi dapat menyimpulkan ikatan sosial yang sebenarnya, atau adakah sesuatu yang unik tentang peniruan?
Pertanyaan ini diuji pada bayi berusia 12 bulan dalam penelitian lain yang diterbitkan tahun ini, berjudul Early Concepts of Intimacy: Young Humans Use Saliva Sharing to Infer Close Relationships yang artinya konsep awal keintiman, bayi memaknai berbagi air liur untuk menyimpulkan hubungan dekat.
Ya, berbagi air liur. Ini tidak berarti bahwa bayi menjilati orang atau mencicipi ludah mereka untuk mengetahui seberapa dekat mereka. Tetapi itu berarti bahwa bayi terus-menerus mencari isyarat yang dikirim oleh orang lain.
Dalam penelitian ini, bayi diperlihatkan video orang-orang yang berinteraksi dengan boneka dalam salah satu dari empat kondisi: mengoper bola ke depan dan ke belakang, berbagi makanan, menepuk kepala mereka lalu kepala boneka, atau memasukkan jari ke mulut mereka, lalu ke mulut boneka, lalu kembali ke mulut mereka sendiri.
Bayi-bayi kemudian menyaksikan orang dalam video itu menangis dalam kesusahan saat dikelilingi oleh boneka. Bayi secara signifikan lebih cenderung melihat ke arah pembagi makanan atau orang yang menyentuh mulut daripada pelempar bola atau menepuk kepala.
Hasil ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang istimewa tentang berbagi air liur yang dikenali bayi sebagai penanda kunci kedekatan sosial.
Ini masuk akal. Kita umumnya hanya nyaman berciuman atau berbagi makanan dengan pasangan intim, anggota keluarga dekat, dan teman dekat. Kita mengenali ini menggunakan kognisi sosial, dan begitu juga bayi. Bayi dapat mendeteksi ikatan sosial sejak usia delapan belas bulan dengan cara yang sama seperti kita. (aru)
Baca Juga: