PADA usianya ke-12 di 2022 ini, dara muda bernama lengkap Beatrice Jean Consolata Gobang berkesempatan untuk melakukan penampilan di Carnegie Hall New York City pada 10 dan 27 Desember 2022. Hal tersebut tak lepas dari kerja keras yang ditempuh selama ini.
Usaha belajar dan latihan yang dilakukan Beatrice berhasil membawanya pada penghargaan American Protégé Romantic Music International Competition 2022 dan Golden Classical Music Awards International Competition 2021. Sampai akhirnya menghantarkannya pada pentas apreasisi di Well Recital Hall, Carnegie Hall pada Desember 2022.
Baca juga:
Peringati Hari Ibu Nasional, Raisa Persembahkan Video Musik 'Jangan Cepat Berlalu'
Sebelumnya Beatrice pernah memperoleh lebih dari tiga penghargaan kategori pentas vokal untuk empat lagu yang ditulis oleh para komposer dari era musik klasik, era musik romantik, dan era musik moderen. Untuk lagu era musik moderen, Beatrice membawakan tembang puitik Indonesia berjudul Gita Malam (Badjuri, Djauhari).
Pertama kalinya tembang puitik Indonesia hadir di London Young Musician Awards. Persembahan Gita Malam melengkapi sajian Ave Verum Corpus (Mozart), Lachen und Weinen (Schubert), dan Nel cor più non mi sento (Paisiello). Menutup musim kompetisi LYM 2021-22, Beatrice menempati posisi lima besar World Top 50 Musicians Award.
Beatrice Consolata mengenal dunia musik sejak usia dini bawah lima tahun. Beatrice kecil pertama kali belajar alat musik biola di Community Music Center Jakarta. Saat itu ukuran biolanya masih 1/16. Sekarang ia bermain biola berukuran 4/4. Pada usia lima tahun didampingi orangtuanya, Beatrice mengikuti Konferensi Musik Internasional di Taipei Taiwan (5th Asian Suzuki Music Conference).
Baca juga:
God Bless Recharge Format Rekaman Musik Lewat 'Semesta' dalam Bentuk FMA

Kemudian Beatrice aktif mengikuti resital, konser, konferensi, dan masterclass yang diadakan oleh Suzuki Music Association of Indonesia. Sebelum menginjak usia sembilan tahun, Beatrice sudah mengikuti konferensi internasional 10th European Suzuki Music Convention di Davos Swiss 2015 dan 6th Asian Suzuki Music Convention di Denpasar Indonesia 2016.
Suaranya khas. Jernih seperti kristal. Perhatian penuh pada apa yang sedang dikomunikasikan. Ruang ekspresi dalam komunikasi masih bisa dimanfaatkan lebih eksploratif. Itu contoh sebagian catatan komentar para pemerhati dan penilai pentasnya.
Dalam hal ini, jika bicara tentang suara ‘emas’, itu adalah relatif karena ia merupakan hasil belajar, olah dan produksi suara, pengalaman pentas, dan tentunya kecenderungan pada karakter spesial dari setiap orang. Ini membuatnya ingin menyelami dunianya lebih eksploratif dan mendalam.
Kesempatan perdananya tampil di Carnegie Hall telah dimungkinkan berlangsung pada 19 Desember 2022, dalam resital penghargaan Golden Classical Music Awards Ceremony. Hal ini terkait dengan penghargaan untuk Beatrice sebagai penerima “First-Prize & Exceptional Young Talent Special Prize of 2021 Golden Classical Music Awards”.
Dalam Golden Classical Music Awards Ceremony tersebut, Beatrice membawakan tembang puitik berbahasa Jerman berjudul Schwanenlied yang diciptakan oleh Fanny Mendelssohn-Hansel. Tembang Schwanenlied atau tembang angsa ini berbasiskan lirik puitik penyair dan kritikus sastra Jerman bernama Heinrich Heine. (far)
Baca juga: