BAYI yang lahir sebelum waktunya (prematur) lebih rentan daripada bayi yang lahir sesuai waktunya. Sebab, organ tubuhnya belum matang secara sempurna termasuk ginjalnya. Hal tersebut membuat mereka berpotensi lebih besar mengalami hipertensi di kemudian hari dibandingkan anak lainnya.
"Tubulus ginjal pada anak BBLR dan prematur belum matang jadi membuat mereka berpotensi hipertensi," urai Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Erwinanto, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC.
Baca juga:

Wakil Ketua InaSH, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, menambahkan, selain bayi yang lahir prematur, bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) juga berpeluang untuk mengalami hipertensi. "Sel endotel (jaringan pembuluh darah) pada bayi dengan BBLR tidak terbentuk sempurna," ujarnya.
Hal tersebut bisa diperburuk jika dalam keluarga si bayi, ada anggota keluarga dengan riwayat hipertensi. Potensi diwariskannya hipertensi pun akan semakin besar. Walau begitu, orang tua tidak perlu pesimis. Pencegahan bisa dilakukan sejak dini. Caranya adalah pastikan anak tidak terlalu gemuk, makan teratur dan olahraga.
"Bapak atau ibu harus sering ajak main bola dan kurangi makan asin-asin. Buatlah usaha pencegahan lebih ketat dibandingkan anak lain," tutur Eka.
Baca juga:

Namun, jika itu hanya diterapkan pada anak, anak mungkin akan merasa terasingkan. Mereka tidak mengerti mengapa mereka diperlakukan berbeda. Untuk itu, pola itu harus diikuti keluarga bukan hanya anak itu. "Ubahlah pola hidup di keluarga tersebut," tambahnya.
Selain itu, di masa sekarang, frozen food juga cukup populer. Frozen food mengandung natrium yang cukup tinggi. Apabila mereka biasa diberikan frozen food dengan kandungan natrium tinggi, anak akan terbiasa makanan asin.
"Nanti di otak anak terekam bahwa dia harus makan asin terus. Konsumsi makanan asin terlalu sering bisa menyebabkan hipertensi," tukas Eka.
Ia mengemukakan, hipertensi dapat dicegah walaupun faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi. Namun banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi dengan menanamkan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan melalui edukasi di sekolah. Hal ini lebih mudah dibandingkan menyarankan perubahan gaya hidup bagi orang dewasa.
Orangtua dan guru mempunyai peranan penting dalam menanamkan pola hidup sehat pada anak-anak yang akan terus diingat dalam memorinya hingga mereka dewasa. Mengurangi paparan terhadap polusi udara juga merupakan upaya pencegahan terhadap hipertensi, selain mengatasi stresor dan tidur yang cukup. (avia)
Baca juga: