Bawaslu Gandeng PPATK Awasi Potensi Pencucian Uang untuk Dana Pemilu Ilustrasi - Pemilihan Umum serentak tahun 2024. ANTARA/Ilustrator Abdullah Rifai

MerahPutih.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) melakukan upaya pencegahan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Khususnya penindakan pelanggaran dan pengawasan dana kampanye pada Pemilu 2024.

Upaya tersebut direalisasikan dengan kerja sama antara Bawaslu dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Baca Juga:

Bawaslu Minta Rancangan PKPU Tentang Penetapan Dapil Pemilu 2024 Lebih Komprehensif

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menganggap, kerja sama ini penting mengingat Bawaslu merupakan penyelenggara pemilu yang bertugas menjalani fungsi pengawasan.

"Diharapkan dengan adanya penandatanganan ini, potensi pelanggaran dapat diantisipasi sejak dini," harap Bagja, Rabu (8/2).

Bagja mengatakan, beberapa klausul lingkup kerja sama ini, akan digunakan sebagai pedoman pengawasan di lapangan seperti pertukaran informasi, penelitian, dan sosialisasi.

Ia mencontohkan, dalam poin pertukaran informasi, Bawaslu akan memberikan hasil kajian pengawasan dan penelitian kepada PPATK.

"Yakni mengenai indikasi pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan yang diduga dilakukan oleh peserta pemilu, penyelenggara pemilu, dan pihakterkait," ungkap Bagja.

Baca Juga:

Bawaslu Susun Aturan Sita Barang Hasil Kejahatan Pelanggaran Pemilu

Dia menambahkan dalam hal penelitian dan sosialisasi, Bawaslu dan PPATK secara bersama atau sendiri-sendiri melakukan kerja sama dalam bentuk penelitian dan sosialisasi terkait pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Termasuk kerja sama dalam rangka penindakan pelanggaran dan pengawasan dana kampanye pada Pemilu dan Pemilihan 2024.

"Dengan kerja sama Bawaslu dan PPATK ini adalah bentuk konkret untuk mewujudkan pemilu yang adil, transparan, akuntabel, dan berintegritas," terang Bagja. (Knu)

Baca Juga:

Bawaslu Akui Tak Mudah Cegah Politisasi Tempat Ibadah saat Pemilu

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
[HOAKS atau FAKTA]: Mantan Pimpinan KPK Ditangkap Polisi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Mantan Pimpinan KPK Ditangkap Polisi

Beredar informasi di media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap pihak kepolisian.

Vaksin Booster Dinilai Beri Perlindungan Jemaah Haji di Tanah Suci
Indonesia
Vaksin Booster Dinilai Beri Perlindungan Jemaah Haji di Tanah Suci

Vaksin booster dinilai cukup memberikan perlindungan kepada jamaah haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

Fraksi yang Menolak Interpelasi Formula E Diminta Berpendapat di Paripurna
Indonesia
Fraksi yang Menolak Interpelasi Formula E Diminta Berpendapat di Paripurna

Fraksi PDIP dan PSI kompak melanjutkan kembali hak interpelasi kepada Gubernur Anies Baswedan untuk meminta penjelasan detail terkait ajang Formula E di Jakarta.

[HOAKS atau FAKTA]: Hujan Badai, Pohon-Pohon di Alam Sutera Tumbang
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Hujan Badai, Pohon-Pohon di Alam Sutera Tumbang

Video tersebut tersebar luas di grup WhatsApp dengan narasi peristiwa beberapa pepohonan tumbang terjadi hari ini.

Polisi Minta Warga Hindari Kawasan Istana dan DPR
Indonesia
Polisi Minta Warga Hindari Kawasan Istana dan DPR

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah menyiapkan pengalihan arus lalu lintas dalam rangka pengamanan aksi unjuk rasa.

Pengamat Sebut Lembaga Survei Sudah Kehilangan Objektivitas
Indonesia
Pengamat Sebut Lembaga Survei Sudah Kehilangan Objektivitas

"Hasil survei digunakan untuk menggiring opini masyarakat untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas capres atau partai politik. Disini lembaga survei sudah menjadi partisan, sehingga dalam melakukan survei sudah mengabaikan objektivitas," jelasnya.

FIFA Siapkan Piala Dunia Terbesar dengan 48 Negara Peserta di 2026
Indonesia
FIFA Siapkan Piala Dunia Terbesar dengan 48 Negara Peserta di 2026

Menyusul kesuksesan gelaran Piala Dunia paling padat dalam sejarah, FIFA kini bersiap untuk membuat turnamen yang terbesar.

Pengamat Sebut Anies Lebih Cocok Diduetkan dengan Calon dari Partai Nasionalis
Indonesia
Pengamat Sebut Anies Lebih Cocok Diduetkan dengan Calon dari Partai Nasionalis

Anies bergabung dengan partai nasional untuk menghilangkan stigma Anies bahwa terlalu condong ke pihak agamis atau religius.

PDIP Lakukan Safari Politik, KIB Bisa Bubar
Indonesia
PDIP Lakukan Safari Politik, KIB Bisa Bubar

Koalisi Indonesia Bersatu, dinilai memiliki sejumlah masalah, mengingat anggota koalisinya masih harus berjuang menembus PT.

Irjen Teddy Minahasa Langsung Ditahan dan Terancam Dipecat
Indonesia
Irjen Teddy Minahasa Langsung Ditahan dan Terancam Dipecat

Irjen Teddy Minahasa terancam hukuman pasca ditangkap dalam kasus dugaan narkotika. Setelah ditangkap, Irjen Teddy langsung ditahan di tempat khusus (patsus).