LAMPU sorot di titian peraga berubah menjadi jingga kemerahan. Enam model berbusana kemben dan kebaya seperti perempuan Bali menyeruak.
Riasan mata dwiwarna biru dan putih menjadi salah satu highlight dalam peragaan busana serba putih-cokelat itu. Meski tampak kontras sendiri dengan warna terang, riasan mata itu tetap cocok di seluruh kulit model yang beragam. Mulai dari yang berkulit cerah hingga gelap.
Warna-warna cerah itu menjadi signature dari gaya makeup penampilan di Fashion Force Awards 2022, Selasa (25/10). Dalam peragaan busana ini, ada tujuh jenama yang dihadirkan.
Yang dijelaskan di atas salah satunya. Mereka dari jenama Jumpanona. Setiap makeup yang dipakai oleh para model juga punya gaya yang berbeda-beda, bergantung pada jenamanya.
Seluruh makeup ini merupakan hasil riasan dari Make Over. Mereka menghadirkan tema "Beyond Transformation" dalam Jakarta Fashion Week (JFW) 2023. Gaya ini sendiri mengibaratkan kehidupan seseorang, terutama di bidang seni, fesyen, dan kecantikan setelah masa pandemi.
"Dunia fashion dan beauty ini, tuh, adalah sesuatu yang sangat eksploratif gitu. Jadi kayak setiap makeup enthusiast atau makeup artist yang ada harus selalu transform," ungkap Arlyn Hanessia, Head of Make Over Brand Building.
Baca juga:
KOCCA Bawa Nuansa Kultur Korea Melalui Saint Ego dan Doucan di JFW 2023

Menurut Nessia, setiap orang harus berani mengeksplorasi berbagai macam hal untuk bisa keluar dari zona nyaman. Ini juga termasuk berani mengeksplorasi banyak gaya dalam merias wajah.
Setiap orang bisa lebih maju (beyond) dan bertransformasi (transformation) untuk menjadi dirinya sendiri, tanpa membandingkan dirinya dengan orang lain.
Tema ini disesuaikan dengan tema utama JFW 2023 yang bertajuk "Fashion Reformation" tahun ini. Tema ini menghadirkan fesyen yang mengalami perubahan menuju hal yang lebih positif.
Dalam mendukung tema yang berani bereksplorasi, makeup yang dihadirkan memiliki gaya yang bold, edgy, dan bermain dengan color block.
Dhirman Putra, makeup artist brand ambassador dari Make Over, menyampaikan bahwa gaya ini bersifat eksperimental. Namun, ia tetap menekankan pada kecantikan yang dihasilkan dari riasan tersebut.
"Bukan cuma karakternya harus edgy. Kalau edgy kan agak keras, nah (di sini-Red) kita juga harus menunjukkan (sisi-Red.) cantiknya," tutur Dhirman.
Color block yang dimaksud di sini adalah menampilkan warna-warna cerah nan jelas dari sebuah produk riasan. Makeup look utama yang hadir dari gaya ini sendiri terletak di complexion, eye, dan lip.
Baca juga:
Wilsen Willim dan Sejauh Mata Memandang Rilis Pakaian Khas Nusantara di JFW 2023

Ada lima jenis warna yang menjadi warna utama dalam makeup ini, yaitu merah, pink, fuschia, cokelat, dan gold. Ide makeup eksperimental ini hadir dari pihak Make Over sendiri, sesuai dengan tema dan campaign yang dibawakan.
Mereka secara khusus bekerja sama dan mengajukan ide ini kepada pihak Jakarta Fashion Week melalui Head Makeup Artist, Kiki Franky.
Setelah diterima, mereka akan mengadakan pertemuan dan brainstorm bersama ketujuh desainer yang terdiri atas ANW, Bluesville, Tigah, Hijack Sandals, Jumpanona, Mote-Mote, dan K.A.L.A Studio.
Setiap desainer akan mendiskusikan makeup yang sesuai dengan desain busana yang mereka bawakan, apakah sudah cocok atau belum. Jika pun ada yang kurang cocok, setiap desainer dipersilakan untuk mengganti ketentuan makeup yang telah dimiliki oleh Make Over.
"Jadi, ketika ada sesuatu yang mungkin dari desainernya (kurang cocok-Red.), masih bisa di-explore agar sesuai temanya. Yang penting kita jaga adalah tema beyond transformation dan tiga makeup look utama itu masih ada," ungkap Nessia kepada Merahputih.com.
Melalui makeup ini, Nesya dan Dhirman berharap mereka bisa menginspirasi orang lain untuk semakin berani berekspresi dan maju dengan caranya masing-masing. (mcl)
Baca juga:
Perayaan Keberagaman dalam 'Cruise to Paradise' di Jakarta Fashion Week 2023