DELAPAN pesepeda nasional yang tergabung dalam tim Mainsepeda unjuk gigi di tantangan ajang sepeda gravel paling kondang di dunia, yakni Unbound Gravel 2022. Mereka berhasil menjawab tantangan di kompetisi tersebut dan melewati garis finis.
Menariknya, misi utama mereka sejatinya bukan hanya finis. Lebih daripada itu, Mainsepeda ingin unjuk gigi menaklukkan tantangan di Unbound Gravel 2022 sembari membawa berbagai jenama Indonesia. Mereka menggunakan sepeda, apparel, hingga merek nutrisi asal Indonesia.
Dalam penyelenggaraan versi 2022 ini, tim Mainsepeda didukung Herba Mojo yang membawa lebih banyak pesepeda ketimbang versi 2021. Terdapat dua direktur SUB Jersey Bagus Ramadhani dan Amdani Ocha.
Baca juga:
Sepeda Lipat Hingga BMX, Mana Jenis yang Cocok Buatmu?

Selain itu, ada pula founder Strive Sport Nutritions Edo Bawono. Azrul juga mengajak istrinya, Ivo Ananda, dan pesepeda kelahiran Belgia yang menetap di Indonesia selama 30 tahun, yaitu Dietmar Dutilleux.
Empat orang turun di kategori 100 mil, yakni Ramadhani, Ocha, Ananda, dan Dutilleux. Sementara itu, empat lainnya, Azrul, Ray, Boemiharjo, dan Bawono, berjuang di kategori paling bergengsi, yakni 200 mil.
"Kami selama ini punya tradisi membawa yang khas tentang Indonesia ketika ada ajang gowes di luar negeri. Misal pakai batik waktu nonton Vuelta e Espana di Spanyol, Giro d'Italia, atau Tour de France. Tahun ini kami ingin melakukan itu lagi, dengan bangga datang sebagai orang Indonesia," ujar Azrul dalam keterangan resmi.
Baca juga:
Rumit, Pembuatan Sepeda Brompton Harus Melalui 9 Tahapan

Azrul bersama timnya pada kesempatan pengambilan race pack memang mengenakan batik sebagai bentuk kebanggaan terhadap budaya dan produk Indonesia. Membawa merek-merek kenamaan asal Indonesia pada ajang ini juga menjadi bukti rasa bangga mereka terhadap Tanah Air.
Debut Ananda, Ramadhani, Ocha, dan Dutilleux di Unbound Gravel 2022 berbuah manis. Keempatnya berhasil finis di kategori 100 mil. Mereka finis pertama dalam waktu kurang dari 10 jam.
Mereka finis dengan catatan waktu nyaris bersamaan. Ananda dan Dutilleux mencatat waktu 9 jam 49 menit dan 6 detik. Sementara itu, Ramadhani dan Ocha hanya terpaut satu detik di belakang mereka.
Baca juga:
Komunitas Onthel Kuno Berjuang Lestarikan Sepeda Onthel

Raihan tersebut juga otomatis membuat Ananda mengukir nama sebagai perempuan pesepeda asal Indonesia pertama yang sukses menuntaskan Unbound Gravel 100 mil. Seolah tak mau kalah, tim 200 mil juga mencatat hasil yang baik sebab keempatnya berhasil melewati garis finis.
Boemiharjo dan Bawono bahkan berhasil finis sebelum matahari terbenam atau dalam kompetisi tersebut biasa disebut dengan raihan beat the sun. Boemiharjo menuntaskan rute 200 mil dalam waktu 13 jam 34 menit 27 detik, sedangkan Bawono 13 jam 55 menit 32 detik.
Tim Mainsepeda pada ajang itu unjuk gigi menunggangi sepeda asal Indonesia, yaitu Wdnsdy Bike. Azrul, Ananda, dan Bawono menunggangi sepeda protipe terbaru. Secara sekilas, sepeda itu mirip Wdnsdy AJS, tapi dengan kaki yang lebih lebar agar dapat dipasangi ban berukuran 45.
Baca juga:
Ini Penjelasan Gear 1, 2, 3 dan 6 di Sepeda Brompton

Sementara itu, untuk urusan penampilan, pesepeda unjuk gigi dalam balutan gravel jersey terbaru buatan SUB. Jersey itu tidak ketat seperti jersey road bike pada umumnya. Ritsletingnya hanya sampai dada agar lebih nyaman bergerak. Terdapat motif batik di bagian atas dan lengan untuk memunculkan citra Indonesia.
Dalam hal nutrisi, kedelapan pesepeda didukung Strive. Merek nutrisi olahraga asal Indonesia yang kian populer itu bahkan baru memperkenalkan rasa nanas.
Secara total, hampir 1.500 peserta mengikuti kelas 200 mil. Jumlah peserta 100 mil juga hampir sama. Adapun di kelas tertinggi hanya 1.099 peserta yang tercatat sebagai finisher. (waf)
Baca juga:
Mengulas Sepeda Mewah Asal Inggris yang Ditunggangi Vanessa Angel