Fashion

Batik Tulis Indonesia Jadi Pusat Perhatian di Closing Fashion Show

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 10 Juni 2019
Batik Tulis Indonesia Jadi Pusat Perhatian di Closing Fashion Show
Batik Tulis Indonesia menjadi pusat perhatian di Closing Fashion Show Ramadan Runaway 2020 (Foto: Istimewa)

SEMAKIN hari Industri Fashion Muslim Indonesia kian berkembang cukup pesat. Hal itu tak terlepas dari inovasi dan karya-karya kreatif para desainer Indonesia yang sukses menghidupkan berbagai tren terbaru.

Salah satunya ditandai dengan digelarnya Ramadan Runaway 2020, yang bertujuan untuk mengeksplorasi kekuatan Indonesia dari segi Industri kreatif fashion. Khususnya busana modest lokal yang saat ini telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Event Ramadan Runaway 2020 sendiri, berlangsung dari mulai tanggal 16 Mei 2019 - 9 Juni 2019 di Kota Kasablanka, Jakarta. Acara itu merupakan buah kerjasama antara Kota Kasablanka dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) DKI Jakarta.

Pada Minggu (9/6), Ramadan Runaway 2020 telah mencapai puncaknya. Di hari terakhirnya, Pagelaran Ramadan Runaway 2020 menghadirkan Closing Fashion Show yang sangat spektakuler.

Salah satu rancangan busana yang dihadirkan di Closing Fashion Show (Foto: istimewa)

Pada acara Closing Fashion Show ada beberapa desainer yang menampilkan karya-karya terbaiknya Seperti Gee Batik by Sugeng Waskito (Indonesia), Aziza Filali Baba (Maroko), Raja Rezza (Malaysia), Mac Taug (Filipina), Calvin Thoo (Malaysia) dan Poppy Dharsono.

Pada Closing Fashion Show tersebut yang cukup menarik perhatian ialah Batik tulis dari Gee Batik hasil rancangan Sugeng Waskito.

Rancangan Busana dari Gee Batik by Sugeng Waskito di Closing Fashion Show (Foto: istimewa)

Di acara tersebut Sugeng Waskito menampilkan 9 Rancangan, yaitu 6 baju untuk perempuan dan 3 baju untuk laki-laki. Kali ini tema yang diusung oleh Gee Batik by Sugeng Waskito ialah Zamrud Khatulistiwa.

"Inspirasinya dari wastra batik-batik kawung, yang dipadukan dengan cirikhas Gee Batik kalau, kawung itu tidak boleh diubah-ubah itu milik keraton jogjakarta tidak boleh digunakan rakyat hanya raja dan ratu saja" ucap Sugeng pada acara Closing Fashion Show, di Kota Kasablanka, Jakarta, Minggu (9/6).

Kendati demikian, rancangan tersebut dibuat untuk mengangkat batik Jogja, tetapi tidak meninggalkan batik Jogja.

Dari segi warnanya pun mengusung warna tradisional, Sugeng menuturkan karena Batik Jojga dikenal dengan warna putih coklat. Selain itu ada pula motif warna lain dengan desain abstrak yang sangat eye catching dan elegan.

Busana Batik Tulis laki-laki dari Gee Batik by Sugeng Waskito (Foto: istimewa)

Untuk pembuatan rancangan yang dipamerkan di Closing Fashion Show, menghabiskan waktu sekitar 3 bulan. Hal itu lantaran full batik tulis. Di mana satu baju bisa menghabiskan waktu kurang lebih 3 minggu.

Perihal pembuatannya, motif abstrak dibuat dengan menggunakan kuas. Selebihnya dalam pembuatan tersebut Gee Batik menggunakan canting. Untuk harga batik tulis dari Gee Batik sendiri dibanderol dari Rp6,5 juta hingga Rp23 juta.

Baca juga:

Ramadan Runaway 2020, Surga Belanja Busana Muslim di Kota Kasablanka

Melihat keistimewaan karya-karya Gee Batik by Sugeng Waskito, tak ayal jika sejumlah selebritas tanah air pun banyak yang menjadi pelanggan dari Gee Batik. Antara lain yaitu Betaria Sonata, Nia Daniati dan Ihsan Idol.

Saat ini Gee Batik yang memproduksi batik tulis pun tengah berusaha promo dengan gencar. Hal itu semenjak batik dicaplok oleh negara lain. Karena itulah Sugeng Waskito pun terus memberikan kreatifitas terbaiknya. Salah satu langkah agar tak dijiplak oleh negara lain yaitu menggunakan Batik Tulis. (ryn)

#Fashion Show #Busana Muslim
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan