MerahPutih.com - Kerusuhan dikabarkan pecah di seluruh Belanda, akibat aturan pembatasan kegiatan masyakarat untuk mengurangi dampak COVID-19 di negara kincir angin tersebut. Polisi dikabarkan menembaki kerumunan. Kerusuhan ini dimulai Jumat (19/11) malam dan sudah memasuki malam ketiga.
Polisi bentrok dengan pemuda yang marah, melakukan membakar serta melemparkan batu. Tercatat lima petugas terluka dan empat orang yang diyakini terkena peluru polisi masih dirawat di rumah sakit pada Minggu (21/11).
Baca Juga:
BPJS Solo Masih Menunggak Klaim Pasien COVID-19 di Dua RSUD
Dikutip Antara, kerusuhan dilaporkan muncul di sejumlah lokasi, termasuk Leeuwarden dan Groningen di utara, kota timur, Enschede, dan Tilburg di selatan. Di Enschede, kota tempat peraturan darurat dikeluarkan, polisi menggunakan tongkat berupaya membubarkan kerumunan, menurut video di media sosial.
Sementara itu di Leeuwarden, mobil polisi dilempari batu dan kelompok berpakaian hitam berteriak-teriak dan mulai melakukan pembakaran.Selain itu, setidaknya 64 orang ditahan di tiga provinsi, termasuk puluhan orang yang melemparkan kembang api dan pagar selama pertandingan sepak bola di stadion Feyenoord Rotterdam.
Protes-protes itu dipicu oleh penentangan terhadap rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan kartu corona nasional bagi orang-orang yang telah pulih dari COVID-19 atau telah divaksin, tidak termasuk mereka yang hasil tesnya negatif.
Belanda menerapkan kembali beberapa tindakan penguncian pada 17,5 juta warganya akhir pekan lalu selama tiga minggu awal dalam upaya memperlambat berjangkitnya virus. Tetapi, infeksi harian tetap berada pada level tertinggi sejak pandemi mulai merebak.
Baca Juga:
COVID-19 Belum Berakhir, Ridwan Kamil Dukung PPKM Level 3 di Libur Nataru
Beberapa pemuda juga marah karena larangan kembang api pada Malam Tahun Baru untuk agar rumah sakit tidak semakin kewalahan. Perawatan di rumah sakit terpaksa dikurangi karena lonjakan pasien COVID-19.
Pandemi COVID-19 kembali merajalela di Eropa. Beberapa negara Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Austria mencatatkan rekor kasus harian baru. Belasan hingga puluhan ribu kasus baru terjadi di sejumlah negara Eropa, bahkan Rusia mencatat kenaikan kasus mencapai 36 ribu lebih per harinya.
Padahal, negara-negara maju di Eropa termasuk penduduk dunia yang paling dulu mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan merasakan landainya kasus COVID-19 beberapa bulan terakhir.
Kini berbagai negara Eropa kembali mengalami kenaikan kasus yang membuat fasilitas kesehatan mulai kewalahan menangani pasien dan beberapa negara Uni Eropa mencoba kembali memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat. (*)
Baca Juga:
360 Orang Terpapar COVID-19 dalam Sehari, Lansia Kelompok Paling Rentan