MerahPutih.com - Ketua DPR Puan Maharani menyebut temuan adanya siswa sekolah yang terpapar COVID-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, menjadi bukti ketidaksiapan dalam menjalankan protokol kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Puan Maharani seusai meninjau vaksinasi di permukiman padat penduduk di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (26/9).
"Ternyata dari data yang ada di sekolah SD banyak murid yang terpapar. Artinya, belum siap bagaimana menjaga protokol kesehatan," kata dia kepada wartawan.
Baca Juga:
Besok 1.500 Sekolah Ikut PTM, PSI DKI: Pemprov Harus Waspada
Untuk itu, Puan meminta agar sebelum PTM terbatas dimulai, sekolah harus memastikan tak hanya guru yang telah mendapatkan vaksin COVID-19. Melainkan para siswa juga sudah mendapat vaksinasi.
"Karena tatap muka anak-anak sekolah sudah melaksanakan vaksin dua kali baru bisa masuk ke sekolah," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Puan juga mengingatkan pembukaan sekolah untuk belajar tatap muka hanya dapat dilakukan di wilayah zona hijau COVID-19.
Zona hijau bisa dibuka PTM bertahap, namun tentu saja melihat kondisi dan situasi yang ada.
"Jangan sampai kemudian terjadi peningkatan (kasus)," ucap politikus PDIP ini.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyampaikan klarifikasi terkait isu 2,8 persen sekolah menjadi klaster COVID-19 selama PTM terbatas.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendiknbud Ristek Jumeri mengatakan, ada empat mispersepsi di masyarakat terkait hal tersebut.
Pertama, data 2,8 persen yang dipublikasikan Kemendikbud Ristek, bukan klaster COVID-19, namun itu merupakan jumlah warga sekolah yang terpapar COVID-19.
Adapun berdasarkan data hasil survei Kemendikbud Ristek per 20 September 2021, tercatat ada 2,8 persen atau 1.296 dari 46.580 responden sekolah menjadi klaster COVID-19.
Data yang sama juga menyebut 7.307 tenaga pendidik dan 15.429 siswa positif COVID-19.
Baca Juga:
Pimpinan DPRD Minta Disdik DKI Tindak Lanjuti Temuan 25 Klaster PTM
Menurut Jumeri, data 2,8 persen sekolah yang jadi klaster COVID-19 itu tidak hanya bersumber dari sekolah yang sudah menggelar PTM terbatas.
Ia mengatakan, dari banyak sekolah hanya 46.580 responden sekolah yang mengisi survei Kemendikbud Ristek, ada juga sekolah yang belum menggelar PTM terbatas.
“Jadi ini kita punya banyak sekolah, yang melapor itu 46.580 baik dia melapor bahwa sudah PTM maupun melapor belum PTM,” kata Jumeri.
Selanjutnya, Jumeri pun menekankan jumlah tersebut adalah data sejak Juli 2020 hingga September 2021. (Knu)
Baca Juga:
Kemendikbud Klaim Ada 25 Klaster COVID-19 Selama PTM, Anak Buah Anies Turun ke Lapangan