Balada Fotografer Keliling, Dilematika Masa Kini

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 08 Maret 2017
Balada Fotografer Keliling, Dilematika Masa Kini
Hasil foto Eddy Ashar, fotografer keliling. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)

Di tengah kesibukan para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan rangkaian kegiatan Rakornas diaula Budi Utomo, Hotel Bumi Wiyata, Depok seorang lelaki yang tidak terlalu tua justru asyik mengambil momen para partisan partai.

Usai mengambil gambar para kader, lelaki yang memiliki nama Edi Ashar tak juga diam. Ia justru memerhatikan foto yang diambilnya dengan mencocokan wajah. “Pak, fotonya, Pak,” kata Edi kepada salah seorang kader PKS, di Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/3).

“Berapa harganya?” tanya kader itu kepada Edi.

Dengan senyum ramah, Edi menjawab bahwa harga untuk sebuah fotonya sebesar Rp150.000. “Aduh, maaf. Nanti saja,” balas kader itu yang lekas meninggalkan Edi dengan harapan hampa.

Edi kembali duduk di sebuah bangku yang disiapkan oleh para panitia. Meski harapan untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah kandas, ia masih tetap memerhatikan foto lainnya.

“Ya, beginilah, Mas. Terkadang semua foto saya bawa pulang,” ucapnya lirih saat membuka obrolan kepada merahputih.com di tempat yang sama.

Bekerja sebagai fotografer keliling sudah dijalaninya sejak beberapa tahun yang silam. Sulitnya mendapat pekerjaan membuat dirinya memilih jalan tersebut.

Meski, kata Edi, hasil yang didapatkan jauh api dari panggang. Namun, ia mengaku tetap senang menjalani profesinya itu. “Yang penting senang terus, Mas. Namanya rezeki, sudah ada yang mengatur,” ucap Edi.

Dengan mematok harga sebesar Rp150.000, ia pun mengaku merupakan salah satu kendala yang dihadapinya. Dan untuk hal itu, ia juga menegaskan lebih suka dengan pelanggan yang menawar jasanya itu.

Eddy Ashar, fotografer keliling (kiri) bersama kader Partai Keadilan Sejahtera (kanan). (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)

“Pernah ditawar menjadi Rp50.000. Kalau untuk harga, memang sudah pasarannya segini, Mas. Paling mentok, saya bisa lepas dengan harga Rp100.000,” katanya.

Dan untuk profesinya ini, Edi menjelaskan bahwa hanya bisa dilakukan saat ada event besar seperti Rakornas PKS yang diselenggarakan di Hotel Bumi Wiyata. “Kalau tidak ada acara, saya paling hunting ke tempat hiburan atau wisata seperti di Kota Tua,” jelasnya.

“Impian terbesar saya adalah punya studio foto sendiri, Mas. Tidak seperti ini. Kalau sudah punya studio foto sendiri, penghasilan jadi agak jelas sedikit,” harapnya yang disusul dengan gelak tawa.

#Fotografer #Depok #PKS
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan