PERNAHKAH kamu melihat potongan kecil plastik di ikan dan kerang? Saat ini ilmuwan berlomba untuk mencari tahu apakah potongan plastik itu berbahaya bagi kesehatan kita. Masalahnya, mikroplastik hanya berukuran 5 mili meter, sehingga harus menggunakan alat khusus untuk mendeteksinya.
Mengutip National Geographic, di laboratorium Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University, di Palisades, New York, Peneliti Debra Lee Magadini menggunakan slide di bawah mikroskop dan menjentikkan sinar ultraviolet. Dengan alat ini ia mengamati saluran pencernaan cair dari udang yang dia beli di pasar. Setelah memeriksa setiap milimeter slide, dia menemukan mikroplastik di dalam usus udang tersebut bercampur noda merah.
Baca Juga:
Komitmen AMDK Terbesar Indonesia dalam Mengurangi Sampah Plastik
Di seluruh dunia, para peneliti seperti Magadini mengamati melalui mikroskop potongan-potongan kecil plastik serat, fragmen, atau manik-manik mikro yang telah masuk ke spesies laut dan air tawar. Banyak dari mereka menemukan mikroplastik di 114 spesies air, dan lebih dari setengahnya berakhir di piring makan kita.
Sejauh ini sains tidak memiliki bukti bahwa mikroplastik mempengaruhi ikan pada tingkat populasi. Cukup banyak penelitian menemukan ikan dan kerang yang kita nikmati mengandung mikroplastik.

Setiap tahun lima juta hingga 14 juta ton plastik mengalir ke lautan kita dari wilayah pesisir . Sinar matahari, angin, ombak, dan panas memecah material itu menjadi potongan-potongan kecil yang terlihat seperti plankton. Sehingga banyak mahluk laut menganggap potongan tersebut ialah makanan mereka.
The Washington Post memberitakan amat bahaya mengonsumsi makanan laut yang tubuhnya sudah tercemar plastik. Jika kamu terlalu sering menelan mikroplastik, kamu akan terpapar bahan kimia yang terkandung di dalamnya.
Bahan kimia ini telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan reproduksi dan obesitas. Masalah kesehatan pada organ dan keterlambatan perkembangan pada anak-anak juga akan terjadi karena mengonsumsi mikroplastik.
Baca Juga:
Ada beberapa bukti bahwa seorang ibu mungkin dapat menyebarkan mikroplastik melalui plasenta ke janin yang sedang berkembang. Penelitian tentang hal ini belum dipublikasikan tetapi sudah dipresentasikan pada konferensi musim semi di Rutgers Center for Urban Environmental Sustainability.

Pete Myers, pendiri dan kepala ilmuwan dari Ilmu Kesehatan Lingkungan nirlaba dan profesor kimia di Carnegie Mellon University menjelaskan beberapa partikel mikroplastik ini berpotensi melarutkan bisphenol A dan ftalat. Bisfenol diketahui mengganggu hormon. Penelitian lainnya menghubungkan paparan bisfenol dengan penurunan kesuburan pada pria dan perempuan.
Flaws mengatakan ftalat juga diketahui mengganggu hormon. Paparan prenatal terhadap ftalat akan membuat kadar testosteron pada keturunan pria lebih rendah. Bahan kimia pada plastik juga mengakibatkan masalah kesehatan serius seperti masalah sistem saraf, gangguan pendengaran, dan kanker. (jhn)
Baca Juga:
Coca-Cola, Pepsi dan Nestlé Tetap 3 Besar Penyumbang Sampah Plastik Dunia