Bahaya Malware Saat Buka Peta Penyebaran Corona
VIRUS corona menjadi bahaya yang menghantui semua negara di dunia. Tak heran jika banyak orang berusaha mencari informasi terkait virus COVID-19. Sayangnya, hal ini sengaja dimanfaatkan penjahat siber untuk melancarkan aksinya.
Dilansir dari Antaranews.com, Jumat (13/3), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengimbau masyarakat agar waspada terhadap peta online palsu penyebaran virus corona. Karena bisa jadi peta tersebut berisi malware.
Baca juga:
"Ketika seorang ingin melihat peta persebaran terkait coronavirus, harus berhati-hati dan memastikan keaslian link tersebut milik John Hopkins University. Karena jika salah dalam mengunjungi suatu link dapat berpotensi perangkat yang digunakan terkena malware AZORuIt," kata juru bicara BSSN Anton Setiyawan saat dihubungi Antara.
John Hopkins University memang membuat dasbor peta penyebaran virus corona yang kini menjadi rujukan masyarakat dunia. Namun para peretas segaja memngambil keuntungan dengan membuat versi palsu serta menyisipkan malware di dalamnya. Salah satunya berjenis AZORult.
Baca juga:
Anton menjelaskan jika AZORult Malware dikenal sebagai agen pencuri data informasi history browser, cookies, ID/password banking, kartu kredit bahkan cryptocurrency.
Penjahat siber biasanya menyebar OZARult melalui spam e-mail berkedok invoice, dokumen pemesanan produk atau dokumen tagihan pembayaran palsu. Jika seseorang mengunduh atau tak sengaja membuka dokumen, maka malware tersebut akan menginfeksi komputer dan jaringan.
"Semua data yang dimiliki oleh komputer yang terinfeksi bisa dengan mudah diambil oleh penyerang. Hal tersebut jelas berbahaya apabila komputer/perangkat yang terinfeksi memiliki data-data yang penting," ujar Anton. (Yni)
Baca juga: