Bahas Sanksi untuk Rusia, Biden Bertemu Pemimpin Eropa dan NATO
MerahPutih.com - Presiden AS Joe Biden meninggalkan Gedung Putih di Washington pada Rabu (23/3), 08.40 waktu setempat (19.40 WIB), untuk berangkat ke Brussels.
Bidan direncanakan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Eropa tentang rencana menjatuhkan sanksi-sanksi baru pada Rusia.
Selain bertemu dengan pemimpin NATO dan Eropa, Biden dijadwalkan akan mengunjungi Warsawa untuk berbicara dengan Presiden Polandia Andrzej Duda.
Baca Juga:
Presiden Ukraina Zelenskyy Mengaku Kesulitan Berunding dengan Rusia
Dikutip Antara, dua sumber yang memahami situasi itu mengatakan, Biden berencana menjatuhkan sanksi pada anggota-anggota Duma (parlemen Rusia) sebagai balasan atas invasi Rusia di Ukraina. Sanksi tersebut diperkirakan akan diumumkan pada Kamis.
Wall Street Journal mengatakan, 300 anggota Duma terancam dijatuhi sanksi.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan "belum ada keputusan yang diambil tentang siapa saja yang akan dikenai sanksi dan berapa orang".
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Biden pada Kamis akan menghadiri pertemuan puncak darurat NATO, bertemu dengan pimpinan G7 dan berpidato di depan 27 pemimpin Uni Eropa dalam sidang Dewan Eropa.
Biden akan berkoordinasi tentang bantuan militer berikutnya bagi Ukraina, kata Sullivan.
Baca Juga:
Damaikan Jempol Waspada Hoaks Perang Rusia-Ukraina
Terkait sanksi baru buat Rusia, Biden akan bekerja sama dengan sekutu-sekutu AS untuk memperketat sanksi saat ini, "Guna menindak pengelakan dan memastikan penegakan (sanksi) yang kuat," kata dia.
Biden telah berjanji untuk tak terlibat secara langsung dalam konflik dengan Rusia, namun bertekad bahwa Amerika Serikat akan membela seluruh wilayah NATO.
Dia telah mengerahkan lebih banyak tentara AS di sayap timur wilayah NATO untuk meyakinkan para sekutunya di kawasan itu.
Dalam kunjungan ke Polandia, Biden akan menengok pasukan AS dan bertemu dengan sejumlah pakar yang terlibat dalam respons kemanusiaan untuk membantu ratusan ribu warga Ukraina yang meninggalkan negara itu. (*)
Baca Juga:
Invasi Rusia ke Ukraina, PBB Gelar Pemungutan Suara dalam Waktu Dekat