ANAK adalah berkah sekaligus tantangan bagi orangtua. Kesehatan mental, psikis, fisik dan kebahgiaan mereka merupakan hal utama. Namun bagian tersulit dalam mengasuh anak adalah ketidakpastian tentang masa depan mereka.
Setelah anak mulai tumbuh dewasa, mengasuh mereka selama masa remaja dapat terasa sangat berat. Karena mereka semakin mandiri dan seolah hendak lepas dari hubungan mereka dengan orangtua. Kemudian ini yang menyebabkan banyak pertanyaan bagi orangtua tentang jenis hubungan seperti apa yang nantinya mereka miliki dengan anak-anak yang mulai tumbuh dewasa.
Baca juga:

Dilansir dari lifehacker.com dalam penelitian yang diikuti sebanyak 1.631 responden dari kelas enam hingga usia 22 tahun. Para peneliti melihat bagaimana hubungan orangtua dengan remaja berkembang dari waktu ke waktu. Lalu seberapa besar kemungkinan para responden melaporkan hubungan dekat dengan orangtua mereka di akhir penelitian.
Apa yang peneliti temukan adalah remaja yang melaporkan hubungan dekat dan terlibat dengan orangtua dalam keluarga mereka mempraktikkan disiplin yang efektif. Ini yangmembuat mereka lebih mungkin untuk melaporkan hubungan dekat ketika usia menginjak umur 21.
Sebaliknya, remaja yang melaporkan perubahan hubungan mereka dari waktu, di mana orangtua mereka menjadi kurang hangat. Ini karena orangtua mereka mempraktikkan displin yang keras. Mereka cenderung membuat hubungan dengan orangtua mereka sebagai orang dewasa.
“Masa remaja adalah periode kehidupan ketika kamu ingin mengejar kemandirian dan otonomi,” ungkap peneliti dari Universitas Concordia, Shichen Fang.
Bagi remaja, dunia mereka berkembang mencakup kehidupan sosial dan keluarga mereka. Sementara bagi orangtua, taruhannya mengasuh anak bisa terasa jauh lebih tinggi saat masa remaja semakin dekat dengan masa dewasa.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa, mengasuh anak dapat banyak berubah selama masa remaja. Orangtua sering kali kurang menujukkan kehangatan dan kasih sayang, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan anak remaja mereka, dan menjadi lebih keras dalam disiplin mereka,” terang professor di Penn State, Greg Fosco.
Baca juga:

Meskipun tekanan dari orangtua dapat membuat perubahan ini terasa diperlukan, hal ini memiliki dampak negatif jangka panjang pada hubungan orangtua dan anak. Ini benar jika orangtua berubah dari hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang ketika masa anak-anak, menjadi hubungan kasar dan kurang kasih sayang selama masa remaja.
“Kami dapat menunjukkan bahwa penurunan dalam hubungan orangtua dan anak terlalu curam. Penurunan seperti ini akan mengarah pada hasil yang buruk,” tegas Fang.
Pentingnya hubungan yang hangat dengan anak remaja dalam studi tersebut, peneliti kemudian mensurvei peserta tentang seberapa banyak waktu yang dihabiskan bersama orangtua mereka, seberapa sering orangtua mereka mengungkapkan kasih sayang atau penghargaan untuk anak remaja mereka, dan jenis disiplin apa yang mereka gunakan.
Remaja yang memiliki hubungan dekat dengan orangtua dalam kapasitas sebagai orang dewasa dilaporkan menghabiskan lebih banyak waktu dengan orangtua mereka. Juga menerima lebih banyak kasih sayang dan penghargaan dari orangtuanya. Dilaporkan pula didisiplinkan dengan cara yang konsisten, adil, dan tidak kasar.
Dalam praktiknya, ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu makan bersama sebagai keluarga, melakukan kegiatan rutin bersama, atau menghabiskan waktu membicarakan pekerjaan rumah dan kegiatan sekolah. (far)
Baca juga:
Jadi Orangtua yang Baik, Ubah Pola Pikir dan Perilaku Terhadap Anak