Awas! Duduk Terlalu Lama Bisa Membunuh Anda

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 12 September 2017
Awas! Duduk Terlalu Lama Bisa Membunuh Anda
Ilustrasi. (Foto: pixabay)

'LAKUKAN gerakan untuk jeda setiap 30 menit', demikian para ahli menyarankan. Tidak peduli seberapa rutin Anda berolahraga, duduk terlalu lama membuat Anda berisiko mengalami kematian dini. Demikian hasil studi yang diterbitkan Senin (5/9) di Annals of Internal Medicine.

Studi yang dilakukan pada hampir 8.000 orang dewasa itu menyebut ada hubungan langsung antara waktu yang dihabiskan untuk duduk dan risiko kematian dini. Semakin lama dan sering Anda duduk, semakin meningkat juga risiko kematian dini. Kabar baiknya, orang-orang yang duduk kurang dari 30 menit pada suatu kesempatan memiliki risiko terendah kematian dini.

“‘Kurangi duduk, perbanyak gerak’, demikianlah American Heart Association menyarankan. Namun, pedoman sederhana ini tidak cukup berdampak,” ujar Keith Diaz, penulis utama studi tersebut dan ilmuwan peneliti di Columbia University Department of Medicine.

“Ini seperti menyuruh seseorang untuk berolahraga, tanpa memberi tahu bagaimana caranya,” imbuhnya.

Pedoman latihan haruslah terperinci. Misalnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan orang dewasa berolahraga aerobik intensitas sedang selama 2,5 jam setiap minggu, ditambah peregangan otot selama dua hari atau dalam seminggu.
"Kita perlu pedoman yang sama untuk duduk," ujar Diaz

Diaz menyarankan adanya sebuah pedoman yang lebih spesifik, semisal ‘setelah setiap 30 nonstop duduk, Anda harus berdiri dan bergerak/berjalan selama 5 menit untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat duduk’. Studi terbaru ini memang membuat kita selangkah lebih dekat untuk merumuskan pedoman. Namun, sebuah penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memverifikasi temuan.

Menua berarti lebih banyak duduk

Untuk memahami hubungan antara perilaku menetap dan kematian dini, Diaz dan rekan-rekannya di Columbia, NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center dan lembaga lainnya mengacu kepada proyek REasons for Geographic and Racial Differences in Stroke (REGARDS). Itu adalah sebuah studi yang disponsori National Institutes of Health.

Dari analisis data, tim menemukan bahwa perilaku menetap atau kurang aktif terhitung sekitar 12,3 jam dari rata-rata 16 jam terjaga. "Semakin tua usia seseorang, fungsi fisik dan mental pun menurun. Itulah yang membuat orang menjadi lebih menetap," ujar Diaz.

Penelitian sebelumnya terhadap orang dewasa telah menemukan rata-rata waktu duduk ialah 9-10 jam per hari. Dalam penelitiannya, Diaz menemukan, seiring meningkatnya total waktu menetap, begitu pula risiko kematian dini. Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang duduk tanpa jeda. Secara keseluruhan, risiko kematian dini tumbuh seiring dengan total waktu duduk maupun duduk tanpa jeda, tidak peduli kebiasaan, usia, jenis kelamin, ras, indeks massa tubuh atau pun olahraga mereka.

"Kami menemukan bahwa tidak ada titik batas ketika risiko seseorang kematian meningkat secara dramatis," kata Diaz. Ia menjelaskan bahwa risiko kematian meningkat akibat lebih duduk. Selain itu, mereka yang sering duduk selama lebih dari 90 menit tanpa jeda memiliki hampir dua kali lipat risiko kematian ketimbang mereka yang hampir selalu duduk selama kurang dari 90 menit dalam satu rentang waktu.

Alasannya masih belum jelas

Dr David A Alter, seorang profesor di University of Toronto di Ontariodalam sebuah editorial yang diterbitkan dengan penelitian menyebut efek perilaku menetap terhadap kesehatan kompleks dan tidak jelas.

Namun, Alter mengusulkan teori bahwa duduk membuat berkurangnya sensitivitas insulin atau adanya kepercayaan bahwa pembakaran kalori menurun seiring bertambahnya waktu duduk.

Meskipun penelitian itu tidak dirancang untuk mengungkapkan mengapa duduk meningkatkan risiko kematian dini, Alter menyebut penelitian itu bermetodologi ketat dengan temuan kuat.

Dr Suzanne Steinbaum, direktur kesehatan jantung perempuan di Lenox Hill Hospital di New York, mengatakan, "Semakin banyak kita duduk, semakin buruk itu. Semakin lama durasi duduk, semakin negatif dampaknya pada kesehatan jantung kita."

Steinbaum mengatakan bergerak setiap 30 menit amat dianjurkan. "Pertama kali kami melakukan ini, efek positif segera terasa," katanya. "Kita perlu lebih memperhatikan gerak tubuh."

Ketika ditanya apakah pengaturan meja kerja tanpa kursi bisa membantu mereka yang bekerja di belakang meja, Diaz mengatakan bahwa ada sedikit sekali bukti untuk mendukung bahwa berdiri bisa jadi alternatif sehat ketimbang duduk

"Jadi, jika Anda memiliki pekerjaan atau gaya hidup yang mengharuskan Anda duduk untuk waktu yang lama, saran terbaik saya, ambil gerakan istirahat setiap setengah jam," kata Diaz. "Temuan kami menunjukkan perubahan satu perilaku ini bisa mengurangi risiko kematian."(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan