MerahPutih.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Jawa Tengah telah mendata sebanyak 30 wilayah Solo masuk kawasan rawan bencana. Pemetaan tersebut dilakukan mengingat saat ini sedang memasuki awal musim hujan.
Kepala BPBD Solo, Nico Agus Putranto, mengatakan rawan bencana itu meliputi banjir dan tanah longsor. Pendataan terbaru kawasan rawan bencana banjir dan tanah longsor Sedikitnya ada 30 titik kawasan rawan banjir yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Solo.
Baca Juga:
Hujan Sedang dan Lebat Landa Berbagai Wilayah Sampai 15 Oktober
"Kita petakan ada ada 30 titik rawan bencana. Khususnya yang rawan banjir atau genangan sungai," ujar Nico, Senin (20/10).
Dikatakannya, daftar kawasan yang masuk rawan banjir meliputi Kecamatan Banjarsari, yakni Palang Joglo, Jalan Samratulangi, Ngipang, dan Sumber. Di Kecamatan Pasar Kliwon meliputi Kedunglumbu, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Semanggi di bantaran kali Jenes, Mojo, Sangkrah, dan Joyosuran.
Kemudian, Kecamatan Jebres meliputi Gandekan, Pucangsawit, Jagalan, Gulon, Kampung Sewu. Kecamatan Serengan meliputi Joyotakan, Tipes, Kemlayan, Danukusuman. Dan Kecamatan Laweyan di Pajang, Sondakan, Badran, Todipan, Purwosari, dan Jongke.
"Kita sudah sebar luaskan pada luran dan camat yang masuk kawasan rawan untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Ia menambahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) mengantisipasi adanya ancaman bencana beroperasi selama 24 jam sehari. Petugas yang tergabung dalam TRC ini akan merespon panggilan darurat dari masyarakat untuk penanganan bencana dan evakuasi bencana.
Baca Juga:
"Kami juga menyiapkan tim mitigasi bencana yang akan berpatroli secara berkala di sejumlah lokasi rawan banjir dan sejumlah sungai yang kerap meluap saat hujan lebat," katanya
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Jawa Tengah, Giyarto, menegaskan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi cuaca ekstrem disertai hujan lebat, angin kencang, dan sambaran petir masih akan terjadi hingga November mendatang. Situasi cuaca ekstrem ini terjadi karena dalam musim peralihan atau yang dikenal dengan istilah pancaroba.
"September-November beberapa wilayah di Jateng berkarakteristik pancaroba seperti Soloraya bagian timur dan pantura bagian tengah," katanya.
Dengan kondisi ini, kata dia, pihaknya memprediksi akan dilanda cuaca ekstrem berupa mendung dan disertai angin sampai hujan lebat di sejumlag wilayah termasuk Soloraya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga: