ATLANTIC Council President dan CEO, Frederick Kempe hari ini mengumumkan pertemuan Atlantic Council Global Food Security Forum pada tanggal 12 - 13 November di Bali, Indonesia, merupakan acara sideline resmi dari KTT G20.
Forum ini akan mempertemukan pemimpin internasional, daerah, dan pemimpin ketahanan pangan lokal, termasuk pejabat pemerintahan, pelaku bisnis, media, para ahli akademik, dan pemimpin masyarakat sipil.
Baca juga:
Bandara I Gusti Ngurah Rai Beroperasi 24 Jam Selama KTT G20

Konflik membentuk fokus baru terhadap kerentanan ketahanan pangan dan rantai pasok. (Unsplash/Dan Gold)
Tujuan forum itu agar para partisipan dapat ikut serta dalam menginformasikan kebijakan publik, membentuk praktik bisnis, dan diskursus media di tengah momentum G20.
Acara tersebut dapat terselenggara berkat dukungan dari Gaurav & Sharon Srivastava Family Foundation. Acara ini juga bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
“Perang yang berlangsung oleh Putin di Ukraina telah membentuk fokus baru terhadap kerentanan ketahanan pangan dan rantai pasok. Dengan tantangan yang kita hadapi sekarang, kami berpendapat bahwa KTT G20 merupakan wadah yang ideal untuk melakukan pertemuan dalam membahas mengenai ketahanan pangan," ungkap Kempe.
Ia mengatakan dirinya juga senang dan sangat berterima kasih dengan Kementerian Pertahanan Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia atas kerja sama dan keseriusannya terhadap isu tersebut.
Baca juga:
Hyundai Ioniq 5 Jadi Mobil Operasional TNI untuk Pengamanan KTT G20

Acara itu akan dibuka dengan sambutan dari US Permanent Representative to the UN Agencies in Rome, Cindy McCain; Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksandr Kubrakov; US Senator untuk Michigan, Deborah Stabenow; Perwakilan Amerika Serikat dari New York, Patrick Ryan; para menteri dan petinggi pemerintahan Indonesia.
Topik-topik yang akan dibahas pada pertemuan ini termasuk mengenai ketahanan rantai pasok pangan; pendanaan inisiatif ketahanan pangan global, inovasi di bidang ketahanan pangan, dan lainnya.
“Kolaborasi untuk solusi berkelanjutan dalam memperkuat sistem pangan merupakan salah satu tantangan saat ini. Indonesia adalah salah satu negara yang paling beruntung dibandingkan dengan banyak negara lain. Namun, lebih dari 300 juta orang di dunia sekarang mengalami isu kelaparan di tengah melonjaknya harga bahan bakar dan pangan,” tegas Menhan Prabowo Subianto. (waf)
Baca juga:
Mengintip Spesifikasi Mobil untuk Tamu VIP KTT G20 Bali