Sains
Astronaut Ini Deskripsikan Aroma di Luar Angkasa
ASTRONOT tak selalu berurusan dengan gravitasi nol. Disana mereka melakukan hal-hal seperti memperbaiki toilet hingga mengumpulkan sekrup yang terurai di udara. Dalam memoar Endurance: A Year in Space, A Lifetime of Discovery, seorang astronot yang bertugas di luar angkasa selama setahun, Scott Kelly mengisahkan realitas kehidupan duniawi, rasa frustasi dak kejadian lucu di International Space Station (Stasiun Luar Angkasa). Ia tak bekerja sendiri. Dirinya bekerja di ISS bersama saudara kembar identiknya, Mark Kelly.
Kehidupan di luar angkasa sama sekali berbeda dengan di bumi. Baik dari cara makan, mandi, hingga sikat gigi. Beberapa hal tersebut mungkin pernah didemonstrasikan oleh para astronot dalam sebuah video dokumenter. Namun pernahkah kau membayangkan bagaimana indera penciuman kita ketika berada di luar angkasa? Seperti apakah aroma luar angkasa? Kelly pun menceritakannya secara rinci.
“Setiap orang mencium aroma yang berbeda. Sebagian orang mengatakan aromanya manis. Bagi saya baunya seperti logam yang terbakar,” urainya. Ia mengumpamakan aroma luar angkasa layaknya aroma yang timbul ketika kita mengelas besi. Paparan sinar matahari langsung membuat sensasi aroma terbakar di luar angkasa. Beberapa rekan Kelly menjelaskan bahwa aroma terbakar tersebut adalah aroma oksigen atom.
“Saya pikir itu adalah oksigen atom dalam jumlah sangat kecil di luar stasiun luar angkasa,” tukasnya. Ia dan teman-temannya akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aroma yang muncul ketika di luar angkasa. (avia)