ASN di Jabodetabek Disarankan WFH, Kantor K/L Diminta Perketat Penerimaan Tamu
Merahputih.com - Angka COVID-19 yang tinggi membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menyampaikan rekomendasi untuk memutus rantai penularan COVID-19 di lingkungan aparatur sipil negara (ASN) kementerian/lembaga di wilayah Jabodetabek serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Rekomendasi pertama, yakni kantor kementerian/lembaga serta Pemprov DKI didorong untuk melakukan kerja dari rumah atau work from home (WFH) secara penuh hingga Senin (7/2).
Baca juga:
Sementara itu, bila dihitung dengan Sabtu dan Minggu, 5-6 Februari 2022, maka perkantoran K/L serta Pemprov DKI Jakarta akan kosong dalam tiga hari.
"Hal ini cukup untuk waktu inkubasi, kecuali rumah sakit, puskesmas, dan layanan umum masyarakat," kata Tjahjo lewat keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/2).
Keputusan tambah hari untuk memberlakukan WFH akan diserahkan kepada masing-masing Kementerian/Lembaga sesuai dengan kondisi penularan COVID-19 di kantor yang bersangkutan.
"Mengingat lonjakan kasus yang signifikan, KemenPAN RB menyampaikan rekomendasi kepada kementerian/lembaga dan Pemda se-Jabodetabek," ujarnya.
Alternatif kedua yakni hanya 10 persen ASN yang masuk kantor. Tjahjo mencontohkan, kantor kementeriannya memilih alternatif kedua. "Hal ini sejalan dengan SE MenPAN-RB yang mengatur di wilayah PPKM 2, WFO paling banyak 50 persen," ujar Tjahjo.
Baca juga:
Selain itu, ia juga meminta kepada kementerian/lembaga/pemerintah daerah se-Jabodetabek memperketat masuknya tamu-tamu. "Serta pembatasan rapat fisik di kantor serta peningkatan penyemprotan/disinfeksi kantor,"jelas Tjahjo.
Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan, angka penularan di wilayah DKI Jakarta beberapa hari terakhir kembali naik. Dampaknya, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di RS rujukan juga terus meningkat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menuturkan, BOR di 140 RS Rujukan COVID-19 sekarang telah mencapai angka 61 persen. Dari 5.439 tempat tidur isolasi, sebanyak 3.315 di antaranya telah terisi.
Penambahan BOR juga terjadi pada Intensive Care Unit (ICU). Dalam satu hari, bed ICU telah bertambah dua persen jadi 30 persen.
"BOR menjadi 61 persen, ada kenaikan. ICU ada kenaikan jadi 30 persen," ungkap Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/2).
Baca Juga
Masuki Era Revolusi Industri 4.0, Menkominfo: Perkuat Komitmen dan Kolaborasi
Berkenaan kondisi tersebut, Wagub DKI Jakarta menyebut pihaknya telah siap untuk kemungkinan terburuk. Dirinya sudah meminta agar disiapkan semua fasilitas sarana dan prasarana untuk mengatasi lonjakan pasien positif COVID-19.
Masih dari keterangannya, yang lebih buruk sudah pernah terjadi saat bulan Juni-Juli lalu. Ketika itu, BOR ditambah hingga dua kali lipat dari yang tersedia sekarang.
"Kami khawatir nanti terjadi gelombang ketiga seperti bulan Juni, Juli, Agustus dulu sampai 11.500 BOR," tutup Ariza. (Knu)