MerahPutih.com - Pemerintah Kota Yogyakarta tengah berbenah untuk mempercantik kawasan wisata Malioboro.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta Pemkot turut menata ulang perparkiran bus pariwisata di wilayah legendaris tersebut.
Ketua Asita DIY Hery Setyawan mengatakan, penataan kawasan Malioboro dapat terkonsep dalam satu kesatuan tindakan secara sistematis. Sehingga aspek keindahan, kenyamanan wisatawan, serta PKL mendapat porsi yang sama.
Baca Juga:
Respons Sandiaga Wisatawan di Malioboro Bayar Parkir Rp 350 Ribu
Saat ini, ia menilai, penataan PKL yang sudah dilakukan Pemkot belum diikuti dengan pengaturan lainnya yang memberikan kenyamanan pada wisatawan. Salah satunya keberadaan kantong parkir bus wisata.
"Penataan pedagang kaki lima (PKL) hanya salah satu bagian mempercantik Malioboro. Jangan berhenti di situ, tapi juga dipikirkan aturan-aturan yang mendukung pariwisata seperti soal kantong parkir, dan jam buka tutup," kata Hery di Yogyakarta, Selasa (15/2).
Hery menuturkan, tanpa penataan kantong parkir yang lebih baik, bus pariwisata yang membawa pengunjung Malioboro memungkinkan terjebak parkir ilegal dengan tarif nutuk atau melebihi kewajaran. Pasalnya ia menilai lokasi kantong parkir bus saat ini cukup jauh dengan kawasan Malioboro. Sehingga menyulitkan wisatawan yang hendak pergi ke Malioboro.
Pengaturan kantong parkir untuk bus pariwisata, menurut dia, sebaiknya melibatkan pakar transportasi dari kampus-kampus di DIY.
"Sebaiknya memperhatikan juga kenyamanan wisatawan, sekalipun bus tidak boleh mendekat tapi monggo dipikirkan bagaimana penataannya," kata dia.
Baca Juga:
DIY Relokasi 1.700 PKL Malioboro, Pedagang Minta Penundaan
Terlepas persoalan parkir, Hery menilai, revitalisasi Malioboro dengan memindah PKL ke tempat khusus secara terpadu di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro akan menambah daya tarik wisata.
Wajah baru Malioboro saat ini di mana PKL sudah ditata di satu tempat khusus dirasa mirip dengan destinasi wisata di sejumlah negara maju.
Hery menilai, walaupun PKL sudah dikumpulkan di dua tempat khusus Malioboro, tetap menjadi destinasi utama para wisatawan tidak ubahnya Orchard Road di Singapura. (Patricia Vicka/Yogyakarta)
Baca Juga:
Bulan Depan, Kemen PUPR Bakal Mulai Kerjakan Proyek Malioboro Solo