Pekan ASI Sedunia

ASI, Cairan Emas yang Hebat Tiada Tara

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 05 Agustus 2018
ASI, Cairan Emas yang Hebat Tiada Tara
ASI makanan terbaik untuk bayi. (foto: pixabay/messmanos)

ADA alasan kuat di balik kampanye WHO yang menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Salah satunya disebabkan faktor kelengkapan gizi dalam air susu ibu. Meskipun kini banyak iklan susu menggembar-gemborkan nutrisi yang setara dengan ASI, tak ada minuman lain yang bisa menyamai manfaat ASI.

Atas alasan itu, ASI pun dijuluki 'liquid gold' atau 'cairan emas'. Berikut manfaat ASI bagi bayi.


1. Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik

Menyusui membangun kedekatan intim ibu dan bayi. (foto: pixabay/fancycrave1)

Dalam kondisi kesehatan ibu yang normal, ketersediaan ASI akan selalu terjamin. Ibu tak perlu khawatir akan kekurangan susu untuk sang bayi. Bahkan, semakin sering ASI diberikan kepada bayi, makin banyak pula ASI diproduksi tubuh.

Selain itu, ASI punya suhu standar, tingkat kesegaran yang prima, bebas bakteri, serta mudah dicerna. ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, sehingga memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi.

Bayi yang minum ASI lebih jarang terjangkit penyakit akut maupun kronis jika dibandingkan dengan bayi yang minum susu bubuk buatan. Uniknya, komposisi ASI selalu berubah mengikuti perkembangan kebutuhan nutrisi bayi di masa pertumbuhannya. Karena ASI tak mengandung protein dari benda lain, kemungkinan bayi terkena alergi akibat minum ASI amatlah kecil.

Komposisi ASI mengandung gizi yang sangat dibutuhkan pertumbuhan otak bayi. Uji klinis telah membuktikan bayi yang dibesarkan dengan ASI, punya IQ (intellegencia quotient) lebih tinggi. Lewat proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu. Hal itu akan menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.


2. Ibu sehat cantik dan ceria

Hormon oksitosin yang keluar saat menyusui akan membantu mengurangi darah yang keluar setelah melahirkan. Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause. Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause.

Yang paling penting, menyusui langsung membuat ibu tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk. Selain itu, saat traveling, tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu. Dengan begitu, ibu bisa santai dan gembira.

3. Meringankan beban pengeluaran keluarga

ASI merupakan sumber makanan yang selalu tersedia. (foto: ASDA)

ASI tersedia secara alamiah, ibu hanya perlu menguasai gizi yang seimbang dan cukup, tidak perlu takut kekurangan. Memberikan ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu juga alat untuk mensterilkan. Lagi pula bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh, sehingga jarang sakit. Hal itu tentu akan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.

4. Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam

ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, sehingga tak perlu dipanaskan dan disterilkan. Hal itu bisa mengurangi pemborosan bahan bakar.

Menghindari pemberian susu bubuk dan menggunakan ASI menghemat sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Jika setiap ibu setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1 tahun akan menghemat pengeluaran untuk pembalut wanita. Pasalnya, ibu tidak akan mengalami menstruasi selama menyusui. Tentu penghematan pembalut wanita berdampak bagus bagi lingkungan ya.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan