MerahPutih.com - Rudal Rusia dikabarkan menghantam sebuah desa di Polandia, dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Kabar ini membuat pimpinan negara anggota G7 yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis, yang hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali melakukan rapat darurat.
Baca Juga:
Rudal Rusia Hantam Polandia, AS dan Pemimpin Uni Eropa Lakukan Pertemuan Darurat di Bali
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengakui, ada rapat darurat yang digelar anggota negara G7. Bagi Indonesia, ini merupakan bagian dari dinamika dalam setiap pertemuan internasional.
"Kita mengikuti memang ada emergency meeting dari G7. Bagian dari dinamika yang terjadi pada suatu konferensi," kata Teuku, dalam keterangannya, Rabu (16/11)
Teuku mengemukakan, situasi di luar pertemuan memang tidak bisa diprediksi. Artinya, berbagai macam peristiwa bisa saja terjadi, meskipun seluruh pimpinan anggota G20 saat ini tengah berkumpul.
"Saya enggak bisa memprediksi. Ini adalah dinamika yang terjadi saat menyelenggarakan event internasional dan banyak konteks yang harus diperhatikan," katanya.
Ia menegaskan, posisi Indonesia pun tidak berubah. Pemerintah, ditegaskan dia, senantiasa menyerukan pihak yang masih bersebrangan untuk menemukan cara dan solusi agar terjadi sebuah perdamaian bagi dunia.
Para pemimpin negara-negara Kelompok 20 (G20), Selasa (15/11), sedang mempertimbangkan rancangan resolusi yang mengecam keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa itu memperburuk kerentanan dalam ekonomi global. (*)
Baca Juga:
Kenang Masa Kecil, Presiden Prancis Jalan Kaki 2 KM Usai Gala Dinner G20