PERUSAHAAN teknologi imersif berbasis virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mixed reality (MR) asal Yogyakarta Aruvana, terpilih menjadi salah satu perwakilan perusahaan VR Indonesia di festival South by Southwest (SXSW) di Texas, AS.
Keikutsertaan Indonesia pada kegiatan tersebut merupakan inisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan 10 startup lokal yang resmi terpilih melalu seleksi. Di sana, mereka memperkenalkan produk teknologi dan kreatif lokal dengan mempertemukan ribuan inovator dari seluruh dunia.
SXSW merupakan ajang bergengsi tempat berkumpulnya para pelaku industri kreatif global khususnya yang berfokus pada teknologi, film, musik, pendidikan, dan budaya. Aruvana dan sembilan delegasi lainnya berkesempatan menampilkan produk inovatif karya anak bangsa pada sesi pameran bertajuk Creative Industries Expo di Austin Convention Center.
Baca juga:

Salah satu produk yang diperkenalkan yaitu VINERA, pengaplikasian teknologi VR pertama di Indonesia yang diciptakan untuk membantu pelatihan bagi pasien stroke. Sebagai pelopor hand tracking motion yang hadir pada ajang tersebut, Aruvana memperkenalkan fitur andalan VINERA yang terletak pada VanaMotion, yaitu motion hand tracking yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan dunia virtual secara langsung dan menjalankan perangkat VR dengan lebih mudah tanpa controller dari headset VR.
“Kami sangat bangga dan mengapresiasi dukungan Kemenparekraf RI, Disparekraf DKI Jakarta, dan Asosiasi Digital Kreatif dalam usahanya mendorong kemajuan startup di Tanah Air termasuk di perhelatan SXSW ini, terutama dalam hal pembekalan dan pendampingan untuk memperluas networking dan meningkatkan potensi partnership," kata CEO Aruvana Indra Haryadi, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Baca juga:

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Aruvana untuk memperluas jaringan dan membangun relasi dengan perusahaan berskala global yang fokus pada pengembangan solusi teknologi imersif di berbagai bidang industri.
Berdasarkan data Precedence Research, pasar metaverse global khususnya untuk bidang kesehatan mencapai USD 8,9 miliar (sekitar Rp 134 triliun) pada 2022 dan diperkirakan akan mencapai sekitar USD 72,10 miliar (atau sekitar Rp 1.087 triliun) pada 2030.
Hal ini memperkuat optimisme Aruvana untuk meningkatkan pengaplikasian metaverse di bidang kesehatan yang berdampak positif bagi Indonesia. Dukungan dari pemerintah sangat berperan bagi Aruvana sebagai startup besutan anak bangsa untuk memperkenalkan produk-produk unggulan berbasis teknologi imersif ke mancanegara. (and)
Baca juga:
Startup Pangan, Memanfaatkan Iradiasi Nuklir