Arbi Sanit, Pakar Politik dan Pemilu Yang Kritis dan Tajam
MerahPutih.com - Pakar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, pada Kamis (25/3) pukul 07.15 WIB. Ia berpulang setelah menjalani perawatan di ruang intensif ICCU RSCM, Rabu (24/3).
Kabar tersebut dibenarkan Ketua Pengurus Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas.
"Kamis, 25 Maret 2021 Mas Arbi Sanit mendahului kita, dipanggil pulang menghadap Allah SWT," kata Robikin dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (26/3).
Baca Juga:
Penulis Nawal El Saadawi Meninggal Dunia
Dalam keterangannya, Robikin turut mengingat masa-masa Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) tahun 1996 dan 1997. Ia merupakan salah satu tokoh yang mengkritik kepemimpinan Presiden Soeharto dan pemikir demokrasi di Indonesia dan selalu memihak kaum marjinal.
Untuk diketahui, Arbi lahir di Painan, Sumatera Barat, 4 Juni 1939. Ia berpulang pada usia 82 tahun.
Semasa hidupnya, Arbi Sanit telah menerbitkan beberapa buku yang menjadi pedoman bagi banyak mahasiswa Ilmu Politik di Indonesia.
Buku-buku yang ditulis di antaranya Sistem Politik Indonesia (1981); Perwakilan Politik di Indonesia (1985); dan Partai, Pemilu, dan Demokrasi (1997).
Ia merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI tahun 1969. Arbi Sanit sempat mengambil program tanpa gelar di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat pada 1973-1974.
Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra, lewat cuitannya di akun Twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd mengenang sosok Arbi Sanit sebagai pribadi yang ramah dan seorang pemikir dengan analisa yang tajam.
“Kita kehilangan seorang akademisi ilmu politik dengan wafatnya Drs Arbi Sanit pagi ini di RSCM Jakarta. Saya mengenal almarhum sejak saya mahasiswa di FH UI Rawamangun tahun 1976. Beliau dosen FISIP UI, saya pun sempat jadi asisten dosen di FISIP UI yang gedungnya bersebelahan,” unggah Yusril, Kamis.
“Sejak itu seringkali saya bertemu dan bergaul dengan beliau, bahkan sempat sama-sama menjadi Tim Ahli DPR sekitar tahun 1993-1995 bersama Maswadi Rauf, dll. Pak Arbi adalah pribadi yang ramah. Analisanya tajam. Walau beda pendapat dengan seseorang, secara pribadi tetap baik,” ujar Yusril.
Politisi Rachland Nashidik di twitter pribadinya @RachlanNashidik, mengenang sosok Arbi Sanit sebagai tokoh intelektual yang memihak pada kelompok marjinal.
“Innalillahi wainailaihi rojiuun. Seorang akademisi yang teguh pada sikap kritis dan kemerdekaan akademis. Intelektual yang memihak pada the underdog, rakyat yang ditinggalkan atau disingkirkan. Ini kehilangan besar bagi seluruh cendekia Indonesia,” kenang Rachland. (Pon)
Baca Juga:
Basrief Arief Jaksa Agung Era SBY Meninggal Dunia