Apa Penyebab Uban di Usia Muda?

annehsannehs - Selasa, 07 Desember 2021
Apa Penyebab Uban di Usia Muda?

Apa uban sudah mulai tumbuh di rambutmu? (Foto pixabay/ParentRap)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

HAMPIR semua orang mengalami stres bertambah selama pandemi. Mulai dari kekhawatiran terhadap kesehatan sendiri dan orang-orang terdekat, bisnis yang tidak berjalan lancar, dan peraturan pemerintah untuk self-quarantine dan social distancing membuat kita merasa takut, kaget, gelisah, dan merasa kehidupan seolah tidak menentu.

Para pekerja juga banyak yang masih kagok untuk work from home, ada juga yang dirumahkan, bahkan di-PHK. Para orangtua juga banyak yang belum terbiasa untuk WFH sembari mendampingi anak-anak mereka untuk sekolah online.

Baca juga:

Remote Working dan WFH, Serupa Tapi Tak Sama

Aktivitas sehari-hari yang terasa normal dan tidak membahayakan seperti belanja bulanan ke supermarket, makan bersama teman ke restoran, dan kumpul-kumpul keluarga menjadi kegiatan yang mengancam nyawa diri sendiri maupun orang lain.

Beradaptasi dengan gaya hidup di tengah era Kenormalan Baru pun membuat banyak orang stres, dan hal tersebut bisa terlihat dari uban yang mulai muncul di kepalamu.

Ada yang mulai ubanan pada usia 26 tahun karena pandemi. (Foto Twitter/erbenkert)
Ada yang mulai ubanan pada usia 26 tahun karena pandemi. (Foto Twitter/erbenkert)

Selama hampir dua tahun pandemi, beberapa orang mulai curhat soal kemunculan uban di usia muda. Pada cicitan di atas, perempuan yang masih berusia 26 tahun mengeluh soal uban yang diperolehnya karena stres di tengah pandemi. Dikutip dari Health, stres memang berpotensi menyebabkan hilangnya pigmen rambut secara prematur.

Baca juga:

Curtain Bangs, Gaya Rambut Happening yang Gampang Dirawat

Secara umum, uban adalah hal yang natural dan tidak bisa dihindari oleh manusia. Meski begitu, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan pre-mature hair color loss atau kehilangan pigmen rambut di usia yang lebih dini.

Dokter kulit kosmetik di Entière Dermatology, Dr Robert Finney, mengatakan kepada Instyle bahwa manusia memiliki melanosit atau sel penghasil pigmen di folikel rambut yang memberikan warna pada rambut.

"Seiring bertambahnya usia, biasanya sekitar usia 35 tahun, tiap kita memasuki siklus pertumbuhan, sel penghasil pigmen akan menghasilkan pigmen yang lebih sedikit, dan seiring dengan waktu bisa berhenti sama sekali sehingga menghasilkan uban," ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa genetik tiap orang memainkan peran yang sangat besar. Jika orangtuamu ubanan pada usia yang lebih muda dari 35 tahun, kondisi tersebut mungkin akan menurun kepadamu.

Pandemi coronavirus kalahkan Flu Spanyol. (Foto pixabay/cromaconceptvisual)
Pandemi menimbulkan stres sehingga membuatmu jadi beruban. (Foto pixabay/cromaconceptvisual)

Selain genetik, dokter kecantikan di Lase &Skin Surgery Center of NY, Dr Blair Murphy-Rose, juga mengatakan bahwa gangguan kesehatan fisik dan emosional bisa berpengaruh pada penumbuhan uban di usia muda. Beberapa penyakit seperti gangguan metabolisme, kondisi autoimun tertentu, atau stres berkepanjangan bisa menyebabkan uban prematur.

"Sejak pandemi, banyak orang merasa stres dan dapat berkontribusi pada munculnya lebih banyak uban," ungkap dokter kulit bersertifikat asal New York Dr Marisa Garshick dikutip dari Health.

Di sisi lain, bisa jadi ubanmu memang sudah ada tanpa berkaitan dengan efek stres. Mungkin pandemi membuatmu memiliki lebih banyak waktu di rumah dan kamu juga jadi lebih sering melihat diri sendiri di kaca atau melalui Zoom Meeting sehingga kamu baru menyadari uban-uban yang tumbuh. Apalagi, kamu juga tidak bisa pergi ke salon secara berkala selama hampir dua tahun. (SHN)

Baca juga:

Ketangguhan Mahasiswa di Timika cari Ilmu Meskipun Sinyal Mendem

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan