Antusiasme Siswa Ikut Simulasi Belajar Tatap Muka di Yogyakarta Menurun

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Jumat, 04 Juni 2021
Antusiasme Siswa Ikut Simulasi Belajar Tatap Muka di Yogyakarta Menurun
Siswa. (Humas Kota Bandung)

MerahPutih.com - Antusiasme siswa SD dan SMP di kota Yogyakarta, untuk mengikuti belajar tatap muka menurun usai liburan panjang hari raya Idul Fitri.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta menilai penurunan disebabkan kekhawatiran orangtua murid akan naiknya kasus corona di kota pelajar ini.

Baca Juga:

Pemkot Bandung Tidak Bakal Paksa Orang Tua Izinkan Anaknya Ikut PTM

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Budi Asrori menjelaskan, penurunan siswa terjadi saat simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua. Simulasi ini dilakukan pada akhir Mei 2021.

"Ada sekolah yang mengalami penurunan jumlah siswa yang datang mengikuti simulasi. Mungkin ada kekhawatiran dari orang tua naik (COVID-19) karena simulasi dilakukan usai libur Lebaran," katanya di Yogyakarta Kamis (03/06).

Selain itu, penurunan disebabkan adanya siswa baru yang berasal dari luar kota. Hal ini membuat mereka enggan mengikuti simulasi tatap muka di sekolah.

Simulasi pembelajaran tatap muka, lanjut Budi, hanya dilakukan di 10 SD dan SMP di Kota Yogyakarta. Jumlahnya terbatas sehingga mudah diawasi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Simulasi belajar tatap muka ini juga dilakukan dalam waktu terbatas dan mengikuti protol kesehatan secara ketat. Selama simulasi sekolah lebih banyak melakukan penguatan pendidikan karakter.

Siswa tengah ujian (Foto: Antara)
Siswa tengah ujian (Foto: Antara)

Berdasarkan hasil evaluasi dua kali simulasi, ia menilai siswa mulai bisa beradaptasi kembali dengan lingkungan sekolah dan berinteraksi lebih baik dengan teman kelas dengan menerapkan protokol kesehatan.

Secara umum Budi menilai, seluruh sekolah di Kota Yogyakarta SD dan SMP dipastikan siap melaksanakan pembelajaran tatap muka tahun ajaran baru 2021/2022.

"Bagaimana mekanisme pelaksanaannya, apakah masuk dua jam sehari dan bergantian dengan kelas lain, tentu disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah dan jumlah siswa," tegasnya.

Budi menyebut, jika PTM diputuskan dilaksanakan di seluruh sekolah saat tahun ajaran baru, maka yang perlu dilakukan oleh sekolah adalah memastikan kehadiran siswa di sekolah memiliki makna. (Teresa Ika/ Yogyakarta)

Baca Juga:

300 Sekolah di DKI Ikut Asesmen Uji Coba PTM Tahap Kedua

#Sekolah #Sekolah Tatap Muka #Sekolah Daring #COVID-19 #Yogyakarta
Bagikan
Bagikan