ADA yang baru di Surabaya, tapi bukan wisata kuliner atau destinasi wisata lainnya. Saat ini Surabaya punya perpustakaan khusus buku-buku terkait literasi herbal komplit. Perpustakaan ini ada di Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
Di masa pandemi ini banyak pengunjung terutama para ibu-ibu yang ingin belajar ilmu pengobatan herbal.
Baca Juga:
Rawan Rusak, Ribuan Manuskrip Kuno Koleksi Kerajaan Mangkunegaran Digitalisasi

Kepala Seksi Informasi dan Layanan Perpustakaan Dispusip Kota Surabaya Imam Budi Prihanto mengatakan, antusiasme masyarakat yang ingin mendapat pengetahuan terkait tanaman herbal makin banyak di masa pandemi Covid-19 ini.
"Jika di pagi hari sebagian besar pengunjung dipenuhi dari kalangan ibu-ibu yang hendak membaca literasi herbal. Sedangkan, di siang hingga sore hari perpustakaan ini dipadati anak-anak sekolah," terang Budi saat dikonfirmasi, Minggu (29/11).
Untuk anak-anak, termasuk proses bimbingan belajar (bimbel), bahkan disertakan pada tugas sekolahnya.
"Setelah mendapatkan literasi dari perpustakaan, masyarakat langsung mengimplementasikan ilmunya di lahan milik pemkot tersebut," tandas Budi.
Bahkan, lanjutnya, banyak masyarakat yang mulai konsen pada pengolahan herbal minuman diantaranya pengolahan jahe merah. Selain itu, ada juga yang memanfaatkannya untuk olahan makanan.
"Jadi ada hasil yang dapat dirasakan warga usai membaca koleksi buku herbal dari kami. Jika selama ini yang sering itu minuman herbalnya," ungkap Budi.
Baca Juga:

Untuk koleksi buku herbal yang paling sering dibaca, salah satunya buku berjudul Asyiknya Menjadi Herbalis Cilik.Buku tersebut memaparkan tata cara menanam herbal dan cara pembuatan minuman herbal yang dikemas secara higenis untuk anak-anak.
Kepala Dispusip Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengutarakan, awalnya perpustakaan tersebut dibuat lantaran warga setempat menginginkan adanya tempat baca di sekitar lokasi.
Nyatanya, lokasi tersebut berpotensi bagi masyarakat untuk dikembangkan pengelolaan tumbuh-tumbuhan herbal. Untuk itu, perpustakaan ini diberi nama Perpustakaan Herbal.
"Kebetulan di lingkungan perpustakaan itu ada tumbuh-tumbuhan herbal yang dikelola oleh masyarakat setempat. Sedangkan tanah yang ditanami itu milik fasilitas umum (fasum) pemkot," tambah Musdiq.
Perpustakaan tersebut memiliki total koleksi 1.119 judul buku, sedangkan 500 buku di antaranya membahas seputar dunia perherbalan.
"Maka dari itu koleksi bukunya lebih spesifik terkait pengolahan tanaman herbal mulai dari pengobatan hingga resep menu makanan," ucap Musdiq. (Andika Eldon/Surabaya)
Baca Juga: